Wednesday, June 18, 2014

Ekstremitas Inferior (Patah Tulang Paha)


Tulang
Tulang kita adalah jaringan hidup yang terus-menerus diperbaharui. Tulang terbuat dari kolagen dan mineral. Kolagen memberi tulang kemampuan meredam kejut, sementara mineral seperti misalnya kalsium, fosfor, dan magnesium menjadikan tulang kuat.1
  • Struktur Makro2

    • Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.

 
    • Femur
Femur merupakan tulang paha, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.

    • Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
    • Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
  • Struktur Mikro

Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi interselular yang mengapur, yaitu matriks tulang, dan 3 jenis sel: osteosit (terdapat dalam lakuna di dalam matriks), osteoblas (yang membentuk komponen organik dan matriks), dan osteoklas (sel raksasa berinti banyak yang berperan pada resorpsi dan pembentukan kembali jaringan tulang).3

    • Osteoblas
Osteoblas berfungsi mensintesis komponen organik dari matriks tulang (kolagen tipe I, proteoglikans, dan glikoprotein). Penambahan unsur anorganik dari tulang bergantung pada adanya osteoblas yang hidup. Mereka terutama terletak pada permukaan jaringan tulang, berdampingan, seperti pada epitel selapis.
    • Osteosit
Osteosit, yang asalnya dari osteoblas, terdapat dalam lakuna yang berada di antara lamel-lamel. Di dalam satu lakuna hanya terdapat satu osteosit. Di dalam kanalikuli silindris halus terdapat juluran sitoplasma dari osteosit. Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit gepeng berbentuk kenari itu memiliki jauh lebih sedikit retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi dan kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat dalam mempertahankan matriks tulang. Matinya osteosit ini akan diikuti dengan resorpi dari matriks ini.
    • Osteoklas
Osteoklas adalah sel motil bercabang banyak yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar mengandung 5 sampai 50 atau lebih inti. Cabang-cabangnya tidak teratur dan mempunyai berbagai bentuk dan ukuran. Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas raksasa tampak terletak dalam lekukan, yang terbentuk secara enzimatik, dalam matriks yang disebut Lakuna Howship. Osteoklas berasal dari penggabungan beberapa monosit darah, sehingga termasuk bagian dari sistem fagosit mononukleus. Mikrograf elektron menampakkan bahwa permukaan osteoklas aktif yang menghadap matriks tulang ternyata berlipat-lipat tidak beraturan, sering terdapat tonjolan yang terbagi, membentuk batas tidak beraturan. Daerah ini merupakan tempat perlekatan osteoklas pada matriks tulang dan membentuk suatu lingkungan mikro untuk proses resorpsi tulang. Terdapat beberapa retikulum endoplasma kasar, banyak mitokondria, dan sebuah kompleks Golgi yang berkembang baik, selain banyak lisosom di dalam sel.
    • Matriks Tulang
Materi anorganik merupakan lebih kurang 50% berat kering matriks tulang. Kalsium dan fosfor sangat banyak, namun bikarbonat, sitrat, magnesium, kalsium dan natrium juga ada. Kajian difraksi sinar-X telah menunjukkan bahwa kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksi apatit dengan komposisi Ca10(PO4)6(OH)2. Juga terdapat cukup banyak kalsium fosfat amorf (non-kristal). Mereka terletak sepanjang serat kolagen namun dikelilingi oleh substansi dasar amorf. Ion permukaan hidroksiapatit berhidrasi, dan selapis air dan ion-ion terbentuk di sekeliling kristal. Lapisan ini, yaitu kerang hidrasi, memudahkan pertukaran ion-ion antara kristal dan cairan tubuh.
Materi organik adalah 95% kolagen tipe I dan substansi dasar amorf, yang mengandung proteoglikan. Sialoprotein tulang (kaya akan asam sialat) dan osteokalsin mengandung beberapa residu asam γ-karboksiglutamat; keadaan inilah yang membuat ia suka sekali bergabung dengan kalsium dan bertanggung jawab untuk memudahkan perkapuran matriks tulang.

Jenis-Jenis Tulang
    • Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan (kartilago) adalah tulang yang mengandung sel-sel (fibroblas, kondroblas, dan kondrosit), serat (kolagen dan elastis), dan substansi dasar yang amorf (kondroitin sulfat dan hialuronat). Kartilago mempunyai banyak unsur aselular dan tidak mempunyai pembuluh darah dan saraf. Fungsinya adalah khas membentuk jaringan skelet untuk janin, kebanyakan tulang orang dewasa sebagai model tulang rawan selama kehidupan fetal.4  Ada 3 jenis tulang rawan, yakni:
      • Tulang rawan hialin, adalah jaringan opak kebiruan dan seperti susu. Mengandung serat-serat kolagen dan jala-jala elastin yang terpisah-pisah di dalam substansi intraselular. Tulang rawan hialin ada pada ujung ventral iga; pada laring, trakea, dan bronki; dan pada permukaan sendi tulang. Juga terdapat pada lempeng epifisis di tulang janin dan anak yang sedang tumbuh.
      • Tulang rawan elastin, sangat berbeda dengan hialin maka kartilago elastin ini berwarna kuning dan tidak mengandung endapan kalsifikasi. Substansi interselular ini banyak mengandung serabut-serabut elastin dan sedikit serat kolagen. Besarnya perbandingan serabut elastis ini membuat jenis tulang rawan ini lentur dan elastis. Ditemukan pada telinga, epiglotis, dan sebagian laring.
      • Tulang rawan fibrokartilago, terdiri atas beberapa serat kolagen yang tersusun teratur, banyak seperti tendo dan karena itu tampak seperti sejenis jaringan antara tendo dan tulang rawan (jaringan penyambung). Lebih banyak mengandung berkas serabut kolagen. Ditemukan terutama pada bagian diskus intervertebralis dan simfisis pubis.4,5

    • Tulang Keras
Tulang sebagai suatu jaringan terdiri dari sel-sel tulang, osteosit, substansi dasar, serabut kolagen, substansi semen, dan berbagai macam garam. Substansi dasar dan serabut-serabut kolagen membentuk substansi interselular, osteoid. Serabut-serabut merupakan bagian zat organik, sedangkan garam-garam merupakan unsur organik.5 Tulang keras dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuknya,6 yakni:
      • Tulang panjang, terdapat pada lengan dan kaki. Tulang panjang bekerja seperti tuas dan bisa digunakan untuk menggerakkan tubuh.
      • Tulang pendek, yang berbentuk seperti kotak. Terletak pada pegelangan tangan dan kaki dan memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan tulang panjang. Memungkinkan gerakan-gerakan terbatas.
      • Tulang pipih, berbentuk datar pada tengkorak. Berguna untuk memberikan wadah perlindungan bagi otak. Tulang belikat merupakan contoh lain dari tulang pipih.
      • Tulang dengan bentuk tidak beraturan, adalah tulang tertentu yang memiliki bentuk khas untuk membantunya menopang bagian-bagian tubuh tertentu. Contohnya tulang belakang, yang tersusun berangkai melingkari seluruh urat saraf tulang belakang. Tulang dengan bentuk tidak beraturan juga terdapat di panggul, pinggul, dan wajah.
Mekanisme Kontraksi Otot
1.     Mekanisme Kerja Otot
Kontraksi otot
Otot berkontraksi jika ada rangsangan, energi kontraksi berasal dari pemecahan adenosine trifosfat dan kalsium. Beberapa tipe kontraksi otot:
a.   Tonik, kontraksi otot secara terus menerus yang penting dalam mempertahankan postur tubuh.
b.     Isotonik, kontraksi otot dimana otot menjadi tegang, tetapi kontraksi tersebut tidak  mengubah bentuk otot hanya mengubah panjang otot (menjadi lebih pendek).
c.   Isometrik, pada isometric ketegangan otot meningkat, namun otot menjadi lebih pendek.
d.     Twich, adalah reaksi sentakan (refleks) pada suatu stimulus.
e.  Tetanik adalah kontraksi yang lebih menopang daripada twich yang dihasilkan stimulus yang cepat.
f.     Trepe, adalah kontraksi twich yang lebih kuat dalam merespon stimulus yang terus-menerus berulang secara konstan dan kuat.
g.      Fibilation adalah kontraksi asikronus pada setiap otot individu.
h.   Konvulsi, adalah kontraksi tetanic yang tidak terkoordinasi secara normal pada  kelompok otot tertentu.

2.      Mekanisme umum kontraksi otot
Inisiasi dan eksekusi kontraksi berlangsung dalam tahap-tahap berurutan berikut :
a.   Potensial aksi menjalar di sepanjang suatu saraf motorik hingga ke ujungnya di serat otot, dan saraf tersebut mengeluarkan sejumlah kecil bahan neurotransmiter.
b.  Asetilkolin bekerja di suatu daerah di membrane otot untuk membuka saluran bergerbang-asetilkolin, yang memungkinkan ion natrium mengalir ke dalam serat otot.
c.    Potensial aksi berjalan di sepanjang membrane serat otot, menyebabkan reticulum  sarkoplasma membebaskan ion kalsium yang telah tersimpan di reticulum ke dalam myofibril.
d. Ion kalsium memicu gaya-gaya tarik antara filamen aktin dan miosin, menyebabkan keduanya saling bergeser (sliding), ini adalah proses kontraksi.
e. Setelah seperkian detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai datang potensial aksi otot, pengeluaran ion kalsium dari myofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti.7
3.      Mekanisme molekular kontraksi otot
Kontraksi otot terjadi melalui mekanisme pergeseran filamen. Gaya-gaya mekanis yang timbul oleh interaksi jembatan silang miosin dengan filamen aktin menyebabkan filamen aktin bergeser ke dalam di antara filamen miosin. Pada keadaan istirahat gaya-gaya ini terhambat, tetapi jika terdapat potensial aksi merambat di membrane serat otot, reticulum sakroplasma akan membebaskan sejumlah besar ion kalsium yang mengaktifkan gaya-gaya antara filament miosin dan aktin yang kemudian memulai kontraksi.
Filamen miosin terdiri dari banyak molekul miosin. Ekor molekul miosin berkumpul untuk membentuk badan filamen, sementara kepala miosin dan sebagian dari setiap molekul miosin menggantung keluar kea rah samping bagian badan, membentuk lengan yang menjulurkan kepala keluar dari badan. Kepala dan lengan yang menunjol bersama-sama dinamai jembatan-silang. Gambaran penting kepala miosin adalah bahwa struktur ini berfungsi sebagai enzim adenosine trifosfatase (ATPase), yang memungkinkannya memecah adenosine trifosfat (ATP) sehingga proses kontraksi dapat berjalan.
Filamen aktin terdiri dari aktin, tropomiosin, dan troponin. Masing-masing filamen aktin memiliki panjang sekitar 1 mikrometer. Pangkal filamen aktin melekat secata kuat ke lempeng Z, sementara ujung-ujung lainnya menonjol dalam dua arah ke sakromer terdekat dan berada di antara molekul-molekul miosin.
Interaksi satu filamen miosin, dua filamen aktin, dan ion kalsium menghasilkan kontraksi.
Filamen aktin dihambat oleh kompleks troponin-tropomiosin, pengaktifan dirangsang oleh ion kalsium.
·         Inhibisi oleh kompleks troponin-tropomiosin. Bagian-bagian aktif di filamen aktin normal pada otot yang relaksasi dihambat atau secara fisik ditutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin. Karenanya, bagian-bagian ini tidak dapat melekat ke kepala filamen miosin untuk menghasilkan kontraksi sampai efek inhibitorik kompleks troponin-tropomiosin dihilangkan.
·           Pengaktifan oleh ion kalsium. Efek inhibitorik kompleks troponin-tropomiosin pada filamen aktin dihambat oleh adanya ion kalsium. Ion kalsium berikatan dengan troponin, menyebabkan kompleks troponin menarik molekul tropomiosin. Hal ini “membuka” bagian-bagian aktif aktin sehingga kontraksi dapat berlangsung.

Kontraksi otot memerlukan ATP untuk melaksanakan 3 fungsi utama :
1. Sebagian besar ATP digunakan untuk mengaktifkan mekanisme walk-along pada kontraksi otot.
2.     Kalsium dipompa balik ke dalam retikulum sarkosplasma setelah kontraksi berakhir.
3.    Ion natrium dan kalium dipompa melalui membran serat otot untuk mempertahankan lingkungan ionik bagi panjalaran potensi aksi.7

Pembentukan Tulang
Sel yang berperan membentuk tulang adalah osteoblast dan sel yang berperan menyerap tulang adalah osteoklas. Osteoblast adalah fibroblast yang mengalami modifikasi. Perkembangan awal sel ini dari mesenkim sama seperti perkembangan fibroblast serta melibatkan sejumlah besar faktor pertumbuhan yang sama. Kemudian, berbagai faktor yang spesifik untuk osifikasi mulai bermunculan. Salah satu paling menarik adalah faktor transkripsi Cbfa1. mencit dengan gen untuk Cbfa1 yang telah dihancurkan, akan berkembang hingga aterm dengan tulang yang semata-mata tersusun dari tulang rawan; osifikasi tidak terjadi. Osteoblast normal mampu meletakkan kolagen tipe 1 dan membuat tulang baru.
Osteoklas, sebaliknya, adalah anggota dari family monosit. Sel stroma di sumsum tulang belakang, osteoblast, dan limfosit T mengekspresikan suatu molekul yang disebut RANKL (ligan RANK) dipermukaannya, dan jika kontak dengan monosit yang sesuai,, sel-sel ini akan berikatan dengan reseptor RANKL di permukaan monosit. Sel-sel ini juga mengeluarkan M-CSF, dan M-CSF berikatan dengan suatu reseptor pada monosit, yaitu c-fins. Pengikatan ini mengubah monosit menjadi osteoklas. Sel precursor juga mengeluarkan osteoprotegrin (OPG), yang memperlambat perubahan monosit dengan cara bersaing dengan RANK untuk mengikat RANKL.
Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang telah terbentuk. Sel ini melekat ke tulang melalui integrin di tonjolan membrane yang disebut sealing zone. Hal ini menciptakan suatu daerah terisolir antara tulang dan sebagian osteoklas. Pompa proton, yaitu ATPase dependen-H+, kemudian bergerak dari endosom ke membrane sel yang berhadapan dengan daerah terioslir, dan daerha ini mengasamkan daerah tersebut hingga pHnya menjadi sekitar 4,0. Pompa proton juga ditemukan di endosom dan lisosom semua sel eukariotik, namun jarang yang bergerak ke membrane sel. pH asam melarutkan hidroksiapatit, dan berbagai protease asam yang dikeluarkan oleh sel menghancurkan kolagen, dan membentuk cekungan dangkal di tulang. Produk pencernaan tersebut kemudian di endositosis dan dibawa osteoklas melalui proses transitosis, dan dilepas kedalam cairan interstisium. Produk pemecahan kolagen memiliki struktur pirimidin dan pengukuran piridinolin dapat dilakukan di urine sebagai indeks laju penyerapan tulang.
Selama hidup, tulang secara terus menerus di resorpsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa. Remodeling sebagian besar adalah proses lokal yang berlangsung didaerah yang terbatas yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit remodeling tulang. Mula-mula osteoklas menyerap tulang, lalu osteoblast meletakkan tulang baru di daerah yang sama. Siklus ini memerlukan waktu sekitar 100 hari. Akan tetapi, modeling drifts juga terjadi, ketika bentuk tulang berubah saat tulang mengalami penyerapan di satu lokasi dan penambahan di lokasi lain. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekula. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% masa tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang trabekuler. Remodeling, sebagian berkaitan dengan stress dan regangan yang dialami tulang akibat gaya tarik bumi.
Pada proses tersebut ada aktivitas yang dilakukan oleh osteoklas dan osteoblas. Pada osteoblast mengatur pembentukan osteoklas melalui RANKL-RANK dan mekanisme M-CSF-OPG, namun tidak diketahui adanya mekanisme umpan balik langsung dari osteoklas pada osteoblast. Proses keseluruhan remodeling tulang terutama berada di bawah kendali endokrin. Hormone paratiroid mempercepat resorpsi tulang, dan estrogen memperlambat resorpsi tulang dengan menghambat pembentukan berbagai sitokin yang mengikis tulang. Suatu pengamatan baru yang menarik adalah bahwa leptin intraserebroventrikel mengurangi pembentukan tulang. Temuan ini konsisten dengan pengamatan bahwa obesitas melindungi tulang dari resorpsi dan kebanyakan orang dengan obesitas resisten terhadap efek leptin pada nafsu makan. Oleh sebab itu, massa tulang mungkin diatur oleh sistem neuroendokrin melalui leptin.8
Pembentukan tulang berlangsung secara terus menerus dan dapat berupa pemanjangan dan dan penebalan tulang. Pembentukan tulang ditentukan oleh rangsangan hormon, faktor makanan, dan jumlah stres yang dibebankan pada suatu tulang, dan terjadi akibat aktifitas sel-sel pembentuk tulang.
Aktifitas Osteoblas
Osteoblas berrespon terhdap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang. Sewaktu pertama kali dibentuk, matriks tulan disebut osteoid. Dalam beberapa hari garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan tulang mengeras selama beberapa minggu. Sebagian osteoblas telah menjadi bagian dari osteoid  dan disebut osteosit  atau sel tulang sejati. Seiring dengan terbentuknya tulang, osteosid di matriks membentuk tonjolan-tonjolan yang menghubungkan osteosit satu dengan yang lainnya membentuk suatu sistem saluran mikroskopik di tulang.9
Remodeling
Keseimbangan antara osteoblas dengan osteoklas menyebabkan menyebabkan tulang terus menerus diperbaharui atau mengalami remodeling. Pada anak dan remaja aktifitas osteoblas melebihi aktifitas osteoklas sehingga kerangka menjadi lebih panjang dan menebal. Pada orang dewasa muda biasanya aktifitas osteoblas dan osteoklas setara sehingga jumlah total masa tulang konstan. Pada usia pertengahan aktifitas osteoklas melebihi osteoblas dan kepadatan tulang berkurang.aktifitas osteoklas juga meningkat pada tulang-tulang yang mengalami imobilisasi. Pada usia dekade ketujuh atau kedelapan, dominasi aktifitas osteoklas menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga mudah patah.
Oleh karena itu keseimbangan antara pengendapan tulang oleh osteoklas dan absorpsi tulang oleh osteoklas harus seimbang sehingga masa total dari tulang berlangsung secara konstan.9,10


Metabolisme Tulang11
Metabolisme tulang dipengaruhi oleh sejumlah mineral dan hormon yang meliputi:
1.      Kalsium dan fosfor. Jumlah kalsium (Ca) dalam tulang 99% dan fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dan fosfor mempunyai ikatan yang erat. Jika kadar Ca meningkat, jumlah fosfor berubah. Keseimbangan kalsium dan fosfor dipertahankan oleh kalsitonin dan hormon paratiroid (PTH).
2.      Kalsitonin diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan konsentrasi Ca serum. Jika jumlah kalsitonin meningkat di atas normal, kalsitonin menghambat absorpsi kalsium dan fosfor dalam tulang serta meningkat ekskresi kalsium dan fosfor melalui urine sehingga dibutuhkan Ca dan fosfor.
3.      Vitamin D terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan mentega. Tubuh manusia juga dapat menghasilkan vitamin D. Sinar ultraviolet sinar matahari dapat mengubah ergosterol pada kulit menjadi vitamin D. Vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diabsorpsi dari usus dan digunakan tubuh. Defisiensi vitamin D mengakibatkan deficit mineralisasi, deformitas, patah tulang, penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia pada orang dewasa.
4.      Hormon paratiroid (PTH). Pada saat kadar Ca menurun, sekresi PTH meningkatkan dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan kalsium ke darah. Jika kadar Ca meningkat sekresi PTH diminimalkan, hormon tersebut mengurangi ekskresi Ca di ginjal dan memfasilitasi absorpsinya dari usus halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai Ca di tulang. Respons ini merupakan contoh umpan-balik sistem loop yang terjadi dalam sistem endokrin.
5.      Hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan yang bertanggung jawab meningkatkan panjang tulang dan menentukan jumlah matriks tulang dibentuk sebelum masa pubertas. Sekresi yang meningkat selama masa kanak-kanak menghasilkan gigantisme dan menurunnya sekresi menghasilkan dwarfisme. Pada orang dewasa, peningkatan tersebut menyebabkan akromegali yang ditandai oleh kelainan bentuk tulang dan jaringan lemak.
6.      Glukokortikoid. Hormon glukokortikoid mengatur metabolisme protein. Pada saat dibutuhkan, hormon dapat meningkatkan atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau mengintensifkan matriks organic di tulang dan membantu dalam pengaturan kalsium di intestinum dan absorpsi fosfor.
7.      Hormon seksual:
a.   Estrogen menstimulasi aktivitas osteoblastik dan cenderung menghambat peran hormon paratiroid. Jumlah estrogen menurun saat menopause sehingga penurunan kadar kalsium pada tulang dalam waktu lama menyebabkan osteoporosis.
b.      Androgen, seperti testosterone, meningkatkan anabolisme dan massa tulang.

Peran Kalsium dan Vitamin D
            Mineral yang paling utama diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang adalah kalsium. Osteoblas menambah dan menimbun kalsium ke dalam tulang, sebaliknya osteoklas membongkar dan mengeluarkan kalsium dari tulang.
               Vitamin D boleh dikatakan berperan pula sebagai “hormone” yang penting sekali untuk proses mineralisasi tulang. Fungsi vitamin D adalah:
1. Mengatur penyerapan kalsium di usus sehingga kadar kalsium dalam darah dipertahankan normal.
2.      Membantu mempertahankan agar tulang tetap kuat dan padat.
3.      Mencegah penyakit rickets pada anak akibat kekurangan vitamin D.12

Kesimpulan
Tulang merupakan bagian utama tubuh yang berfungsi sebagai penopang dan pembentuk struktur rangka tubuh manusia serta tempat perlekatan otot. Tulang merupakan bagian terkuat pada tubuh tapi jika tidak di jaga maka tulang juga dapat patah. Peran kalsium dan vitamin D dapat membantu proses pertumbuhan dan penyembuhan tulang yang patah serta kontraksi otot.

         Daftar Pustaka
  1. Davies Kim. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga; 2007.h.8-9.
  2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007.h.104-34.
  3. Junqueira, Carneiro Jose, Kelley Robert. Histologi dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.136-97.
  4. Johnson Kurt. Seri kapita selekta: histologi dan biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara; 2001.h.119-48.
  5. Kahle W, Leonhardt H, Platzer W. Atlas berwarna dan teks anotomi manusia: Sistem muskuloskeletal dan topografi. Jakarta: Hipokrates; 2001.h.12-20.
  6. Guyton Arthur. Buku ajar fisika kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.154-6.
  7.  Guyton, Hall. Buku saku fisiologi kedokteran. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2009.h.44-8.
  1. Ganong William F, Pendit U B. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 22.2008. Jakarta: EGC; 2008.h.400-5.
  2. Elisabeth J Crowin. Buku saku patofisiology. Jakarta: EGC; 2008.h.290-3.
  3. Guyton Arthur C, Hall John E. Textbook of medical physiologi. Ed.11. 2008, Jakarta: EGC. 
  4. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Gangguan sistem muskuloskeletal. Jakarta: EGC. 2006.h.7-9.
  5. Tandra H. Osteoporosis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.h.34-35.


No comments:

Post a Comment