Thursday, April 3, 2014

Sistem Pencernaan pada Manusia



Pendahuluan
        Sistem pencernaan merupakan satu sistem yang berfungsi untuk mencerna atau menguraikan makanan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil untuk di serap oleh saluran pencernaan. Sistem ini penting untuk kebutuhan energi dan nutrien pada tubuh manusia. Sistem pencernaan dimulai pada saat makanan masuk ke dalam mulut dan berakhir di usus besar. Organ-organ yang terlibat dalam sistem pencernaan sendiri adalah mulut, oesophagus, gaster, pankreas, hepar, vesica fellea usus halus dan usus besar. Dalam makalah ini sendiri akan dibahas tentang sistem pencernaan pada tubuh manusia agar kita dapat  mengetahui lebih jelas tentang sistem pencernaan itu. Di dalam makalah ini akan dijabarkan mengenai struktur organ yang terkait, mekanisme sistem pencernaan, serta enzim-enzimnya.
Struktur Sistem Pencernaan 
PANKREAS1-3
Pankreas adalah organ pipih yang terletak di belakang dan sedikit di bawah lambung dan abdomen.  Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itulah maka disebut sebagai  pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah, sel beta mensekresi insulin yang menurunkan kadar glukosa darah, juga sel delta yang mengeluarkan somatostatin.
Pankreas sendiri terdiri dari lobulus-lobulus yang  masing-masing terdiri dari satu pembuluh kecil yang mengarah pada duktus utama dan berakhir pada sejumlah alveoli. Alveoli dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi enzim yang disebut tripsinogen, amilase, dan lipase.
Enzim-enzim Pankreas :
1.    Tripsinogen diubah menjadi tripsin aktif oleh enterokinase, enzim yang disekresi usus halus.  Dalam bentuk aktif, tripsin ini mengubah pepton dan protein menjadi asam amino.
2.    Amilase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak  menjadi maltosa (gula malt).
3.    Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah empedu mengemulsi lemak yang meningkatkan area permukaan.
Ada lima hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah, yaitu :
1.    Insulin merupakan hormon yang menurunkan kadar glukosa dalam darah dan dibentuk oleh sel-sel beta pulau langerhans pankreas. Berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan transport glukosa kedalam sel, menghambat pemecahan glukogen dan asam amino menjadi glukosa.
2.    Glukosa yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau langerhans yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
3.    Epinefrin yang disekresi oleh medulla adrenal dan jaringan kromafin lain, berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
4.    Glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal.
5.   
Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.

LAMBUNG1, 3
           Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai yang terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Ø Kardia.
Ø Fundus.
Ø Antrum.
             Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter ini akan  menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung ini sendiri berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Fungsi yang lain yaitu : penyimpan makanan, memproduksi kimus, digesti protein, memproduksi mucus, memproduksi glikoprotein, penyerapan. Sel-sel yang melapisi lambung ini menghasilkan 3 zat penting, yaitu :
  • Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini dapat  menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
  • Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
  • Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida.
·         Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak.

HEPAR (STRUKTUR MAKRO)1-5
Hati (Hepar) adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1.500 g dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri. Lobus kanan lebih besar daripada lobus kiri. Keduanya dipisahkan di antero-superior oleh ligamentum falsiforme dan di postero-inferior oleh fisura untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres. Dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :


Gambar 1. Struktur Anatomi Hepar6

Pada klasifikasi anatomis, lobus kanan terdiri dari lobus kaudatus dan lobus kuadratus. Akan tetapi, secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus kuadratus merupakan bagian dari lobus kiri karena mendapat darah dari a. hepatika sinistra dan aliran empedunya menuju duktus hepatika sinistra. Oleh karenanya, klasifikasi fungsional hepar menyatakan bahwa batas antara lobus kanan dan lobus kiri terletak pada bidang vertikal yang berjalan ke posterior dari kandung empedu menuju v. kava inferior.

Bila permukaan postero-inferior (facies viseralis) hepar dilihat dari belakang terlihat bentuk huruf H yang tediri dari sulkus dan fossa. Batas-batas huruf H ini adalah :
-          Kaki anterior kanan: fossa kandung empedu.
-          Kaki posterior kanan: sulkus untuk v. kava inferior.
-          Kaki anterior kiri: fisura yang berisi ligamentum teres (sisa v. umbilicus sinistra fetus yang  
       mengalirkan kembali darah yang mengandung oksigen dari plasenta ke fetus).
-          Kaki posterior kiri: fisura untuk ligamentum venosum.
-          Kaki horizontal: porta hepatis.
Porta hepatis adalah hilus hepar dan terletak di antara lobus kaudatus dan lobus kuadratus. Struktur ini merupakan tempat berjalannya v. porta, cabang-cabang a. hepatika dan duktus hepatika. Porta dilapisi oleh lapisan peritoneum ganda-omentum minus, yang melekat erat pada ligamentum venosum pada fisuranya. Hepar dilapisi peritoneum kecuali pada bagian bare area.
Hepar terdiri dari banyak unit fungsional-lobulus. Cabang-cabang v. porta dan a. hepatika mentranspor darah melalui kanalis porta menuju v. sentralis melalui sinusoid yang melintasi lobules. V. sentralis akhirnya bergabung dengan vv. hepatika dekstra, sinistra, dan sentralis yang mengalirkan darah dari daerah hepar di sekitarnya kembali ke v. kava inferior. Kanalis porta jugang mendapat percabangan dari duktus hepatika yang mengalirkan empedu dari lobules ke bawah ke cabang bilier dimana empedu bisa dikonsentrasikan dalam kandung empedu dan akhirnya dikeluarkan ke duodenum.
            Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah a. hepatika propria dan vena porta hepatis. A. hepatica propria membawa darah yang kaya oksigen ke hepar dan vena porta membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme pencernaan yang diabsorbsi dari gastrointestinalis. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena sentralis masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Vena sentralis mengalirkan darah ke vena ini meninggalkan pars posterior hepar dan bermuara langsung ke dalam vena kava inferior.
            Hepar menghasilkan banyak cairan limf, sekitar sepertiga sampai setengah jumlah seluruh cairan limf tubuh. Pembuluh limf meninggalkan hati dan masuk ke dalam sejumlah kelenjar limf yang ada di dalam porta hepatis. Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci. Beberapa pembuluh limf berjalan dari area nuda melalui diafragma ke nodi lymphoidei mediastinalis posteriores.
            Persarafan hepar berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis yang membentuk plexus coeliacus. Truncus vagalis anterior mempercabangkan banyak rami hepatici yang berjalan langsung ke hepar.
HEPAR (STRUKTUR MIKRO)7
Hepar terletak pada lokasi strategis yang penting. Produk pencernaan yang diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum. Karena darah vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatica yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepar mendapat darah dari dua sumber.
Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus, terdapat sebuah vena sentralis yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat di sini membentuk triad porta atau daerah porta, tempat cabang arteri hepatica, cabang vena porta, dan cabang duktus biliaris. Darah arteri dan darah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena sentral. Dari sini, darah memasuki sirkulasi umum melalui vena hepatica.
Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh, yang dipisahkan dari hepatosit di bawahnya oleh ruang perisinusoidal. Akibatnya zat makanan yang mengalir di dalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dinding endotel yang tidak utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hal ini memperlancar perpindahkan zat antara darah dan hepatosit.
Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran-saluran halus disebut kanalikuli biliaris yang terletak di antara hepatosit. Kanalikuli ini mengumpul di tepi setiap lobulus di daerah porta sebagai duktus biliaris. Duktus biliaris kemudian menjadi duktus hepatikus yang lebih besar yang membawa empedu keluar dari hepar. Di dalam lobulus hati, empedu mengalir di dalam kanalikuli biliaris ke duktus biliaris pada daerah porta, dan darah dalam sinusoid mengalir ke vena sentral. Jadi, empedu dan darah tidak bercampur.
Gambar untuk hepar secar histologi sendiri dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini :



Gambar 2. Histologi Hepar8


FUNGSI HEPAR4
      1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat. Pembentukan, perubahan dan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan satu sama lain.Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt  dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs). 
   2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak. Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Lalu asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen.
    3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein. Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi,  hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen.
Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein. ∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000. 
4.Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormone serta obat dan senyawa asing lain. 
5.Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormone steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah. 
6. Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin larut lemak (A,D,E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan diekskresikan. 
7. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal. 
8. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya. 
9.Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah tua.

 

VESICA FELLEA3, 9

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.  Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap.  Warna hijau gelap disini  bukan karena warna jaringannya melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Terdiri atas :
         Fundus
         Corpus
         Collum : terdapat valvula spiralis heysteri
Saluran empedu : ductus cystikus bersama dengan duktus hepaticus menjadi duktus choledocus. Pendarahan vesica fellea dari A.
Cystica (cabang dari A. Hepatica dextra) dan pembuluh baliknya V. cystic (cabang V. porta dextra). Persyarafan vesica fellea melalui plexus celiacus.
Gambar vesica fellea ini dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini :

Gambar 3. Vesica Fellea10
Kandung empedu ini juga bukan merupakan kelenjar karena hanya menampung dan memekatkan empedu dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal. Bila kandung empedu kosong, mukosanya terlihat berlipat-lipat. 
USUS HALUS (USUS KECIL)3, 4, 9
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Fungsi usus halus : mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam hati, usus halus ini juga secara selektif mengabsorbsi produk digesti.
Pencernaan lemak yang utama juga terjadi di usus halus. Proses pencernaan tentunya selalu melibatkan air. Seperti yang diketahui secara umum bahwa lemak sukar bercampur dengan air. Maka dari itu, perlu proses emulsifikasi lemak terlebih dahulu agar selanjutnya lemak dapat dicerna dan di absorbsi.
Proses emulsifikasi diawali ketika lemak mulai memasuki usus halus, suatu hormon yang disebut hormon kolesitokinin kemudian memberi kode pada kantung empedu untuk menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu inilah yang mengemulsi lemak menjadi bentuk yang lebih kecil (hingga 300 kali lebih kecil). Kemudian dengan bantuan enzim lipase pankreas, lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Hasil hidrolisis ini menjadi micel (butir-butir lemak) dengan bantuan garam empedu.
Kelenjar – kelenjar usus ini sendiri juga menghasilkan enzim – enzim pencernaan, yaitu :
a.    Peptidase, berfungsi mengubah peptide menjadi asam amino
b.    Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
c.    Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa
d.    Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa

a.       Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
b.      Usus Kosong (Jejunum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti "kosong".
c.       Usus Penyerapan (ileum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. 
USUS BESAR (KOLON)3, 4
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :
  • Kolon asendens (kanan)
  • Kolon transversum
  • Kolon desendens (kiri)
  • Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare. 
USUS BUNTU (SEKUM)9
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

Mekanisme Kerja Sistem Pencernaan
Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.11
Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui tenggorokan  (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sini kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal dalam beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam dalam cairan lambung. Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi  makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau penyedap alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental, dan pewarna.11
Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat dicerna akan mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi pencernaan mekanik oleh gigi dengan bantuan lidah. Pada proses pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati atau amilum) menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida).11
Karbohidrat merupakan nutrient yang mengandung energi yang harus ada dalam diet minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga terjadi ketosis dan lebih lanjut asidosis. Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih sederhana ini dibantu dengan enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.11
Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan  diubah menjadi molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan gliserol. Lemak yang dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses perombakan ini membutuhkan enzim lipase yang dihasilkan di pankreas.  Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih mudah dicerna. Bahan yang digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati (hepar) yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih susah dicerna sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang menyebabkan lemak membuat kita tetap merasa kenyang.12
Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid: kelenjar pankreas mengeluarkan cairan yang mengandung amilase, menguraikan oligosakarida menjadi maltose: tripsin dan kimo tripsin menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide kecil: lipase menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol esterase menguraikan senyawa ester dari kolesterol.12
Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Jaringan epitelium berfungsi membungkus villi, mensekresikan mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat gizi makanan. Jaringan ikat yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan epitelium berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk melakukan gerak peristaltik dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan saraf berfungsi mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur kompleks usus halus ini mempunyai satu fungsi yakni untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan.12


Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus: untuk menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan senyawa monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan senyawa kecil satuan pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus, untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh. Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi, pencernaan mekanik terjadi di mulut sedangkan pencernaan kimiawi protein di lambung. Protein dirombak menjadi molekul yang paling sederhana yang disebut asam amino. Tubuh manusia tidak dapat membentuk semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial. Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung  dan pankreas. Contoh enzim tersebut misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak menjadi molekul sederhana yaitu asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein harian dari diet. Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan dalam proses-proses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Berhubung vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin D dan vitamin K, maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat kelarutannya dan mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air memiliki struktur kimia yang sangat beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena itu dapat larut dalam air.  Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non polar hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya membutuhkan lemak.11, 12
Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Sherman (1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :
  1. Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan Phospat.11
  2. Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf, garam organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam protoplasma.11
  3. Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik yang dapat larut.11
Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur sistem koloidal,  pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa tubuh, dan sebagai aktivator enzim dan sistem biologis.12
Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan dialirkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah. Dan disetorkan ke sel-sel tubuh. Makronutrien harus dalam kondisi paling sederhana, meliputi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) asam lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut masih dalam bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki membran yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).12
Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan dibutuhkan dalam metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel tetap hidup. Rangkaian metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks dan dengan keteraturan tinggi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein yang terjadi di dalam sel  tubuh manusia.12
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks.12
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses biosintesis protein yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian bahan makanan dalam system pencernaan  mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut  melalui dinding usus serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya.12
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu penguraian molekul besar menjadi molekul kecil: anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme melepas energi: anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan reaksi oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme.12
Kesimpulan
            Jadi, saya setuju dengan hipotesis yang telah diputuskan kelompok pada PBL I kemarin yakni gangguan pada sistem pencernaan  dapat terjadi juga karena mengkonsumsi lemak agak banyak. Gangguan pada sistem pencernaan ini juga dapat disebabkan karena terganggunya struktur maupun mekanisme sistem pencernaan.
Daftar Pustaka
1.      Harjadi W. I. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2009.h.70-6.
2.      Snell R. S. Anatomi klinik. Alih bahasa, Sugiharto L. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.241-50.
3.      Murray K. R, Granner D. K,  Mayes P. A, Rodwell V. W. Biokimia harper.ed 27. Jakarta: EGC; 2006.h.653-7.
4.      Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.  Jakarta: EGC; 2004.h.291-6.
5.      Williams L, Inc W. Clinical anatomy for medical students. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006.h.240-7.
6.      Struktur anatomi hepar. Diunduh dari http://doctorology.net/?p=435.com, 3 Juli 2012.
7.      Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.h.350-3.
8.      Histologi hepar. Diunduh dari http://doctorology.net/wp-content/uploads/2010/05/histologi-hepar.jpg, 3 Juli 2012.
9.      Scanlon V. Buku ajar anatomi dan fisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2007.h.251-5.
10.  Vesica Fellea. Diunduh dari http://bayudeviandini.blogspot.com/2011/01/2-vesica fellea.html, 4 Juli 2012.
11.  Guyton A. C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa. Irawati [et al.]. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.207-26.
12.  Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga; 2009.h. 81-96.




No comments:

Post a Comment