Pendahuluan
Kram
adalah hal yang sering terjadi pada seseorang.Kram adalah suatu keadaan dimana
terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki.1 Keadaan ini
bisa terjadi saat seseorang sedang tidur , kedinginan pada waktu berenang ,
keletihan atau baru sembuh dari sakit atau juga karena melakukan olahraga tanpa
pemanasan. Kram ini berhubungan dengan mekanisme kerja otot yaitu kontraksi dan
relaksasi.1,2
Struktur
Makroskopis Tungkai Bawah
Pada
tungkai bawah dapat dibedakan tiga komponen yaitu compartimentum anterius ,
compartimentum laterale , compartimentum posterius.3
Compartimentum anterius
tungkai bawah adalah kompartemen ekstensor yang terletak anterior terhadap
membran interossea cruris , antara permukaan lateral tibia dan septum
intermusculare cruris anterius.Empat otot compartimentum anterius ialah :3
a. Musculus
tibialis anterior , fungsi utamanya untuk dorsofleksi pergelangan kaki dan
inversi kaki.
b. Musculus
extensor hallucis longus , fungsi utamanya untuk ekstensi digitus primus
( hallux ) dan
dorsofleksi pergelangan kaki.
c. Musculus
extensor digitorum longus , fungsi utamanya untuk ekstensi keempat jari kaki lateral dan dorsofleksi pergelangan
kaki.
d. Musculus
fiburalis ( peroneus ) tertius, fungsi utamanya untuk dorsofleksi pergelangan
kaki dan membantu eversi kaki .
Otot – otot diatas terutama berfungsi
sebagai dorsofleksor sendi pergelangan kaki dan sebagai otot – otot
fleksor jari – jari kaki.
Ada beberapa saraf – saraf yang ada di
tungkai bawah antara lain:3
a. Nervus
saphenus
b. Nervus
suralis
c. Nervus
tibialis
d. Nervus
fibularis communis
e. Nervus
Fibularis superficialis
f. Nervus
fibularis profundus
Dari semua saraf tungkai bawah nervus
fibularis communis paling sering mengalami cedera , terutama karena saraf ini
terletak amat superfisial sewaktu melingkari collum fibulae.Nervus fibularis
communis dapat terputus sewaktu terjadi fraktur collum fibulae atau teregang
berat, jika articulatio genus mengalami cedera. Sindroma kompartemen anterior (
shin splint ) adalah keadaan yang ditandai dengan rasa nyeri pada
compartimentum anterius tungkai bawah yang biasanya terjadi setelah kegiatan atau
latihan yang berat dan lama.Musculus tibialis anterior membengkak karena
hiperaktivitas tiba – tiba.Pembengkakan mengurangkan aliran darah ke otot –
otot dan otot – otot ini menimbulkan
rasa sakit dan pegal.3
Compartimentum
lateral pada tungkai bawah dibatasi oleh permukaan lateral tibia , septum
intermusculare cruris anterius dan cruris posterior dan fascia
cruris.Compartimentum laterale berisi :3
a. Musculus
fibularis ( peroneus ) longus
b. Musculus
fibularis ( peroneus ) brevis
Kedua otot ini
berfungsi untuk eversi kaki dan sedikit plantarfleksi pada pergelangan kaki.
Otot – otot dalam
compartimentum posterius dapat dibedakan atas pars superficialis dan pars
profunda yang dibatasi satu terhadap yang lain oleh selembar septum
transversal.Nervus tibialis dan pembuluh darah tibialis posterior mengurus
persarafan dan pendarahan kedua bagian compartimentum posterius dan melintas
antara kelompok otot pars superficialis dan kelompok otot pars profunda , tepat
disebelah dalam septum transversale.
Kelompok otot pars superficialis dalam
compartimentum posterius tungkai bawah terdiri dari tiga otot yaitu :3
a. Musculus
gastrocnemius merupakan otot yang paling supersifial dalam compartimentum
posterius membentuk massa besar pada tonjolan betis.Karena serabutnya terutama
teratur vertikal , kontraksi musculus gastocnemius menghasilkan gerak cepat
sewaktu berlari dan melompat.Meski musculus gastrocnemius berpengaruh terhadap
gerak pada articulatio genus dan juga pada sendi pergelangan kaki , otot ini
tidak dapat melimpahkan seluruh kekuatannya pada kedua sendi secara
berbarengan.Fungsi utamanya adalah untuk fleksi plantar pada pergelangan kaki
,mengangkat tumit sewaktu berjalan dan fleksi tungkai bawah pada articulation
genus.
b. Musculus
soleus terletak lebih profunda daripada musculus gastrocnemius dan bertenaga
besar.Fungsi utamanya adalah fleksi
plantar pada pergelangan kaki dan fiksasi tungkai pada kaki.
c. Musculus
plantaris biasanya berukuran kecil dan mungkin tidak ada.Fungsi utamanya
membantu musculus gastrocnemius pada fleksi plantar pergelangan kaki
secara lemah dan fleksi lutut.
Kelompok otot pars profunda yang
terdapat dalam compartimentum posterius tungkai bawah terdiri dari empat otot
yaitu:3
a. Musculus
popliteus yang mempengaruhi articulatio genus , sedangkan otot – otot yang lain
mempengaruhi sendi pergelangan kaki dan sendi – sendi kaki, fungsinya untuk
fleksi lutut secara lemah dan melepaskan penguncian.
b. Musculus
flexor hallucis longus adalah otot
pendorong yang kuat sewaktu berjalan , berlari atau melompat.Otot ini
menyumbangkan banyak pada kelenturan langkah.Fungsi utamanya adalah fleksi
digitus primus ( hallux ) pada semua sendi dan fleksi plantar pada pergelangan
kaki , menunjang lengkung kaki longitudinal medial.
c. Musculus
flexor digitorum longus adalah lebih kecil daripada musculus flexor hallucis
longus, meski harus menggerakkan empat jari kaki.Otot ini melintas secara
diagonal memasuki telapak kaki dan terbagi menjadi empat tendo yang melintas ke
phalanges distales II – IV.Fungsi utamanya untuk laterofleksi keempat jari kaki
lateral dan fleksi plantar pergelangan
kaki , menyokong lengkung – lengkung kaki longitudinal.
d. Musculus
tibialis posterior , otot paling profunda di compartimentum posterius terletak
pada bidang yang sama seperti tibia dan fibula , diapit oleh musculus flexor
digitorum longus dan musculus flexor hallucis longus.Tendonnya dapat dilihat
dan diraba di sebelah belakang malleolus medialis.Fungsi utamanya adalah untuk
fleksi plantar pergelangan kaki dan inversi kaki.
Struktur Mikroskopis Tungkai Bawah
Struktur
mikroskopis tungkai bawah berhubungan dengan otot sebagai alat gerak aktif. Otot
dibedakan atas tiga jenis yaitu otot polos , otot jantung dan otot lurik.
Otot polos merupakan
otot involunter / bekerja diluar kesadaran , serat – seratnya kecil dan
berbentuk fusiformis atau kumparan dan mengandung satu inti di tengah.Otot
polos banyak dijumpai melapisi organ visera berongga dan pembuluh darah.Di
organ saluran pencernaan , uterus , ureter dan organ berongga lainnya , otot
polos dijumpai dalam bentuk lembaran atau lapisan.5
Otot jantung , serat
otot jantung juga silindris , serat ini terutama terdapat di dinding dan sekat
jantung dan dinding pembuluh darah besar yang melekat pada jantung ( aorta dan
trunkus pulmonalis) memiliki satu atau dua inti ditengah yang lebih pendek dan
bercabang,bekerja secara tak sadar dan reaksi terhadap rangsang lambat.Otot
jantung terdiri dari 1 unit sel tersendiri dengan panjang sekitar 80 µm dan
diameter 15 µm.5,6
Otot rangka , satuan
organisasi otot rangka adalah serat otot yaitu sel – sel silindris panjang
multinuklear , panjangnya berkisar antara 10 sampai 30 cm dan berdiameter
antara 0,1 – 0,5 mm. Inti – intinya tersebar di perifer.6 Otot ini
memiliki banyak nukleus karena penyatuan precursor sel otot mioblas (myoblastus
) selama perkembangan embrionik.Setiap serat otot terdiri dari subunit –
subunit yang disebut miofibril yang terentang di sepanjang serat.Miofibril
selanjutnya terdiri dari subunit – subunit yang disebut miofibril yang
terentang di sepanjang serat.Miofibril selanjutnya terdiri dari banyak
miofilamen ( myofilamentum ) yang dibentuk oleh protein kontraktil tipis aktin
dan protein kontraktil tebal miosin.Di dalam sarkoplasma , susunan filamen
aktin dan miosin sangat teratur membentuk pola crossstriation, yang dilihat
dibawah mikroskop cahaya berupa stria I ( discus isotropicus ) terang dan stria
A ( discus anisotropicus) gelap di setiap serat otot.Karena cross – striation
ini ,otot rangka disebut juga textus muscularis striatus ( striated
muscle).Pemeriksaan dengan mikroskop elektron memperlihatkan susunan internal protein kontraktil di setiap
miofibril.Gambaran resolusio tinggi menunjukkan bahwa setiap stria I terang tepisah menjadi dua linea Z ( diskus
atau pita ) padat melintang.Diantara dua linea Z yang berdekatan terdapat unit
kontraktil otot terkecil , sarkomer ( sarcomerum ).Sarkomer adalah unit
kontraktil berulang yang terlihat di sepanjang setiap miofibril.5
Otot rangka dikelilingi oleh lapisan jaringan ikat padat
tidak teratur yang disebut epimisium ( epymisium ).Dari epimisium , lapisan
jaringan ikat kurang padat tidak teratur
disebut peimisium ( perymisium ) masuk dan memisahkan bagian dalam otot
menjadi
berkas – berkas yang lebih kecil yaitu
fasikulus ( fasciculus muscularis ), setiap fasikulus dikelilingi oleh perimisium.Selain
tipis serat jaringan ikat reticular , endomisium
( endomysium ) membungkus setiap serat
otot .Di selubung jaringan ikat terdapat
pembuluh darah ( vas sanguineum ), saraf dan pembuluh limfe .5
Mekanisme
Kontraksi
Mekanisme umum kontraksi otot terjadi
dalam urutan dan tahap – tahap berikut :9
a. Suatu
potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya
pada serabut otot.
b. Di
setiap ujung saraf menyereksi substansi
neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.
c. Asetilkolin
bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka banyak kanal
” bergerbang asetilkolin” melalui molekul – molekul protein yang terapung pada
membran.
d. Terbukanya
kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot.Peristiwa ini akan menimbulkan
suatu potensial aksi pada membran.
e. Potensial aksi
akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serabut saraf.
f. Potensial
aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot
dan banyak aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut
otot.Disini , potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan
sejumlah besar ion kalsium yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.
g. Ion
– ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yang
menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain dan menghasilkan
proses kontraksi.
h. Setelah
kurang dari satu detik , ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma
oleh pompa membran Ca++ dan ion – ion ini tetap disimpan dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi , pengeluaran ion
kalsium dari miofibril akan menyebabkan
kontraksi pada otot terhenti.
Pada keadaan relaksasi
, ujung-ujung filamen aktin yang memanjang dari dua lempeng Z yang berurutan
sedikit saling tumpang tindih satu sama lain, dan sebaliknya pada saat
kontraksi, filamen aktin ini telah tertarik ke dalam di antara filamen miosin,
sehingga ujung-ujungnya sekarang saling tumpang saling tindih satu sama lain
dengan pemanjangan yang maksimal. Lempeng Z juga telah ditarik oleh filamen
aktin sampai keujung filamen miosin. Jadi, kontraksi otot terjadi tersebut
mekanisme pergeseran filamen. Yang menyebabkan pergeseran filamen aktin
disebabkan oleh kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang dari
filamen miosin dengan filamen aktin. Pada keadaan istirahat kekuatan ini tidak
aktif, tetapi bila sebuah potensial aksi berjalan disepanjang membran serabut
otot, hal ini akan menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium
dalam jumlah besar, yang dengan cepat mengelilingi miofibril. Ion-ion kalsium
ini kemudian mengaktifkan kekuatan diantara filamen aktin dan miosin, dan mulai
terjadi kontraksi. Tetapi energi juga diperlukan untuk berlangsungnya proses
kontraksi.Energi ini berasal dari ikatan berenergi tinggi pada molekul ATP , yang diuraikan menjadi adenesin difosfat (
ADP ) untuk membebaskan energi.9
Filamen miosin terdiri
dari banyak molekul miosin dan masing – masing mempunyai berat molekul kira –
kira 480.000.Molekul miosin terdiri atas enam rantai polipeptida , dua rantai
berat masing – masing dengan berat molekul kira – kira 200.000 dan empat rantai
ringan dengan berat molekul masing – masing sekitar 20.000. Dua rantai berat
saling melilit satu sama lain untuk membentuk heliks ganda yang disebut sebagai
ekor dari molekul miosin. Salah satu ujung dari masing – masing rantai ini
melipat secara bilateral ke dalam suatu struktur polipeptida globuler yang
disebut yang disebut kepala miosin .Jadi terdapat dua kepala bebas pada molekul
miosin heliks ganda .Empat rantai ringan juga bagian dari kepala miosin yaitu
dua di setiap kepala .Rantai – rantai ringan ini membantu mengatur fungsi
kepala selama kontraksi otot.Filamen miosin dibentuk oleh 200 atau lebih
molekul miosin tunggal.Ciri – ciri lain dari kepala miosin yang sangat penting
untuk kontraksi otot adalah bahwa ia dapat berfungsi seperti enzim ATPase ,
kemampuan ini menyebabkan kepala mampu memecah ATP dan menggunakan energi yang
berasal dari ikatan fosfat berenergi tinggi ATP untuk menjalankan proses
kontraksi.9, 10
Filamen aktin juga
kompleks .Filamen ini terdiri dari tiga komponen protein yaitu : aktin , tropomiosin dan troponin .Kerangka filamen
aktin adalah suatu molekul protein F- aktin untai ganda.Kedua untai membelit
dalam suatu heliks dengan cara yang sama seperti molekul miosin.Setiap untai
heliks F- aktin terdiri atas molekul G –
aktin terpolimerisasi yang masing – masing mempunyai berat molekul sekitar 42.000.Pada
setiap molekul G- aktin melekat satu molekul ADP yang diperkirakan adalah
bagian aktif pada filamen aktin yang berinteraksi dengan jembatan silang filamen miosin untuk
menimbulkan kontraksi otot.Bagian aktif pada kedua untai F – aktin dari heliks
ganda diatur bergantian , membentuk satu tempat aktif di seluruh filamen aktin
kira – kira setiap 2,7 nanometer.Setiap filamen aktin panjangnya kurang
lebih 1 mikrometer.Bagian dasar dari
filamen aktin disisipkan dengan kuat ke dalam lempeng Z , ujung – ujung filamen
tersebut menonjol pada kedua arah untuk berada dalam ruangan antara molekul
miosin.9
Setiap molekul
tropomiosin mempunyai berat molekul 70.000 dan panjang 40 nanometer.Molekul –
molekul tersebut terbungkus secara spiral mengelilingi sisi heliks F – aktin
.Pada stadium istirahat , molekul tropomiosin terletak pada ujung atas tempat
yang aktif dari untai aktin , sehingga tidak dapat terjadi penarikan antara
filamen aktin dan miosin untuk menimbulkan kontraksi.9
Masih ada molekul
protein lain yang melekat di sepanjang sisi molekul tropomiosin yang disebut
troponin .Molekul ini sebenarnya merupakan kompleks yang terdiri dari tiga
subunit protein yang terikat secara longgar yang masing – masing memiliki peran
spesifik pada pengaturan kontraksi.Salah satu subunit ( troponin I ) mempunyai
afinitas yang kuat terhadap aktin yang lainnya ( troponin T ) terhadap tropomiosin dan yang ketiga (
troponin
C ) terhadap ion – ion kalsium diduga
mencetuskan proses kontraksi.9
Bila sebuah otot
berkontraksi , timbul suatu kerja dan energi diperlukan.Sejumlah besar ATP
dipecah membentuk ADP selama proses kontraksi , semakin besar jumlah kerja yang
dilakukan oleh otot semakin besar jumlah ATP yang dipecahkan yang disebut efek
Fenn.9
Mekanisme
Relaksasi
Proses
kontraksi dihentikan ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral
saat aktivitas listrik lokal berhenti.Retikulum sarkoplasma memiliki molekul
pembawa , pompa Ca2+ - ATPase , yang memerlukan energi dan secara
aktif mengangkut Ca2+ dari
sitosol untuk memekatkannya di dalam kantung lateral.Ketika asetilkolinesterase
menyingkirkan Ach dari taut neuromuscular , potensial aksi serat otot
terhenti.Ketika potensial aksi lokal tidak dapat lagi terdapat di tubulus T
untuk memicu pelepasan Ca2+ , aktivitas pompa Ca2+
retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan ke kantung
lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan kompleks troponin
– tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang menghambat , sehingga aktin
dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang .Filamen tipis , setelah
dibebaskan dari siklus perlekatan dan penarikan jembatan silang , kembali secara pasif ke posisi
istirahatnya.Serat otot kembali melemas / relaksasi.11
Mekanisme
Terjadinya Kram
Meskipun
satu potensial aksi di sebuah serat otot hanya menghasilkan kedutan , namun
dapat dihasilkan kontraksi dengan durasi lebih lama dan tegangan lebih besar
oleh stimulasi berulang serat otot.Jika serat otot telah melemas sempurna
sebelum potensial aksi berikutnya timbul maka akan terbentuk kedutan kedua
dengan kekuatan sama seperti yang pertama.Setiap kali akan terjadi proses
eksitasi – kontraksi yang sama dan menghasilkan respons kedutan yang
identik.Namun jika serat otot dirangsang kedua kalinya sebelum serat tersebut
mengalami relaksasi sempurna dari kedutan pertama maka potensial aksi
kedua menyebabkan respons kontraksi
kedua , yang ditambahkan diatas kedutan pertama.Kedua kedutan dari dua
potensial aksi dijumlahkan untuk menghasilkan tegangan serat yang lebih besar
daripada yang dihasilkan oleh satu potensial aksi.11
Penjumlahan
kedutan hanya dapat terjadi karena durasi potensial aksi ( 1 sampai 2 mdet )
jauh lebih singkat daripada durasi kedutan yang ditimbulkannya (100
mdet).Setelah terbentuk satu potensial aksi akan timbul periode refrakter
singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi berikutnya.Karena itu
penjumlahan potensial aksi tidak dapat terjadi pada periode ini .Membran harus
kembali ke potensial istirahatnya dan
pulih dari periode refrakter sebelum potensial aksi berikutnya dapat
terjadi.Namun karena potensial aksi dan periode refrakter telah selesai jauh
sebelum kedutan otot yang ditimbulkannya berakhir maka serat otot dapat
dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih berlangsung ,
untuk menghasilkan penjumlahan respons mekanis.Jika serat otot dirangsang
sedemikian cepat sehingga serat tersebut sama sekali tidak mendapat kesempatan
untuk melemas di antara rangsangan maka timbul kontraksi menetap dengan
kekuatan maksimal yang dikenal sebagai tetanus.11
Kontraksi
otot yang kuat dan lama mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan
otot.Penyelidikan para atlet telah menunjukkan bahwa kelelahan otot meningkat
hampir berbanding langsung dengan kecepatan pengurangan glikogen otot.9
Sel
otot dapat menyimpan glukosa dalam jumlah terbatas dalam bentuk glikogen tetapi
glikolisis anaerob cepat menguras simpanan glikogen otot ini.Kedua ketika produk akhir glikolisis anaerob , asam
piruvat , tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif ,
molekul ini diubah menjadi asam
laktat.Akumulasi asam laktat diperkirakan berperan menimbulkan nyeri
otot yang dirasakan ketika seseorang melakukan olahraga intens. Selain itu asam
laktat yang diserap oleh darah menimbulkan asidosis metabolik yang menyertai
olahraga intens.Terkurasnya cadangan energi dan turunnya pH otot akibat
akumulasi asam laktan berperan dalam munculnya kelelahan otot.11
Cara
Penanganan
Berdasarkan
skenario dimana seorang anak laki – laki mengalami kram pada betis kanannya
saat sedang berlatih renang dan penjaga kolam memegang kaki kanan si anak dan
mendorong telapak kaki kanannya ke arah dorsal selama 2 menit. Hampir semua
otot rangka terdapat reseptor regang sensitif
yaitu gelendong neuromuscular / junction neuromuscularis fusi .Gelendong
ini terdiri atas kapsul jaringan ikat , tempat ditemukannya serat otot
modifikasi yaitu serat intrafusal ( myofibra intrafusalis ) dan banyak ujung
saraf / terminationes neurales dikelilingi oleh ruang berisi cairan .Gelendong
neuromuscular memantau perubahan ( peregangan ) panjang otot dan mengaktifkan
reflex kompleks untuk mengatur aktivitas otot.5 Otot dapat memendek / meregang( kontraksi ) maksimal yang disebut tonus , kemudian
relaksasi.Namun seringkali rangsangan tertentu menyebabkan tonus tidak diikuti
oleh relaksasi , keadaan otot seperti ini yang disebut tetanus ( kejang ) . Dengan
melakukan pendorongan terhadap telapak kaki kanannya ke arah dorsal sehingga akan terjadi peregangan yang berlebihan
, peregangan yang berlebihan inilah yang akhirnya menimbulkan relaksasi ( tonus
otot meningkat terjadi relaksasi ).
Kesimpulan
Kram adalah suatu
keadaan dimana terjadi kontraksi otot yang kuat tanpa dikehendaki. Kram dapat
terjadi karena adanya gangguan mekanisme kerja otot yaitu mekanisme kontraksi
dan relaksasi.
Pada kram terjadi kontraksi terus –
menerus yang tidak diikuti dengan relaksasi. Kram pada tungkai bawah ini dapat
diatasi dengan mendorong telapak kaki kanan ke arah dorsal hal ini dilakukan
agar terjadi peregangan yang berlebihan yang akhirnya menyebabkan relaksasi (
tonus otot meningkat terjadi relaksasi ).
Daftar
Pustaka
1. Wibowo
DS.Anatomi tubuh manusia.Jakarta:PT Grasindo;2005.h 44.
2. Ruhito
F,Mahendra B.Pijat kaki untuk kesehatan.Jakarta:Penebar Swadaya;2009.h 41.
3. Moore
KL,Agur AMR.Anatomi klinis dasar.Jakarta:Hipokrates;2002.h 250 – 61.
4. Otot
extensor tungkai bawah tampak anterior dan posterior.Diunduh dari
5. Eroschenko
VP.Atlas Histologi diFiore.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.
h 123 – 4.
6. Bloom,Fawcett.Buku
ajar Histologi.12thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h 238-64.
7. Monruw.Otot
rangka , otot polos , otot jantung.Diunduh dari monruw.wordpress.com, 17 Maret
2012.
8. Zhernia.Otot
rangka.Diunduh dari zhernia.wordpress.com,17Maret 2012.
9. Guyton,Hall.Buku
ajar Fisiologi Kedokteran.11thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2007.h 76 – 84.
10. Wordbiology.Mekanisme
kontraksi otot.Diunduh dari wordbiology.wordpress.com,17 Maret 2012.
11. Sherwood
L.Fisiologi manusia.6thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2011.h 289 – 300.