Pendahuluan
Sistem endokrin merupakan suatu sistem yang terdiri dari
sekelompok organ yang berfungsi untuk menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon
ke dalam sistem aliran darah. Hormon ini bertindak sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasi kegiatan berbagai organ tubuh. Organ utama dalam sistem endokrin
adalah hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
pulau-pulau pankreas, kelenjar adrenal, organ seks dan sebagainya. Jika
kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dangan
batas-batas yang tepat.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang menjaga beberapa
fungsi utama badan. Penyakit tiroid boleh mempengaruhi hampir kesemua
bahagian-bahagian badan dan juga merbahaya untuk kesihatan. Sebagai contoh,
keringat berlebihan dan kehilangan berat badan mendadak yang disertai dengan
pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid
mahupun hormonnya itu sendiri. Oleh itu, dalam makalah ini akan dibahaskan
mengenai struktur kelenjar tiroid, fungsi hormon tiroid dan mekanisme kelenjar
tiroid untuk memahami dengan lebih lanjut mengenai penyakit tiroid.
Struktur
Makroskopis Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid (glandula thyroidea) terdiri atas lobus
kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Setiap lobus
berbentuk seperti buah alpukat dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea
oblique cartilago thyroideae; basisnya setinggi cincin trachea keempat atau
kelima. Pada anterolateral lobus tiroid dibatasi oleh musculus sternohyoideus,
venter superior musculus omohyoideus, musculus sternohyoideus dan pinggir
anterior musculus sternocleidomastoideus. Di bagian posterolateral pula
kelenjar ini dibatasi oleh selubung carotis dengan arteri carotis communis,
vena jugularis interna dan nervus vagus. Di bagian medial, larnyx, trachea,
pharynx dan oesophagus yang membatasi kelenjar tiroid. Pinggir posterior
masing-masing lobus yang bulat berhubungan di posterior dengan glandula
parathyroidea superior dan inferior.1
Kelenjar tiroid mendapat pendarahan dari arteri thyroidea
superior (cabang arteri carotis externa), arteri thyroidea inferior (cabang
dari truncus thyrocervicalis) dan arteri thyroidea ima (cabang dari arteri
brachiocephalica atau arcus aortae). Pembuluh balik kelenjar tiroid adalah vena
thyroidea superior (bermuara ke vena jugularis interna), vena thyroidea media
(bermuara ke vena jugularis interna) dam vena thyroidea inferior. Vena-vena ini
akan bermuara ke dalam vena brachiocephalica sinistra di dalam rangga thorax.
Cairan limfe pula akan mengalir dari kelenjar tiroid ke lateral ke dalam nodi
lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe akan berjalan turun ke
nodi lymphoidei paratracheales.
Struktur
Mikroskopis Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai banyak folikel yang besarnya
tidak seragam. Folikel ini dibatasi oleh epitel selapis kubis tinggi atau
rendah sampai gepeng tergantung aktivitas kelenjar. Pada folikel yang giat
(aktif), epitelnya tinggi dan tepian substansi koloid yang berbatasan dengan
epitel folikel tidak rata. Pada folikel yang tidak aktif, epitelnya gepeng dan
substansi koloid memenuhi folikel. Kadang-kadang di antara sel-sel epitel
folikel atau di dalam jaringan di antara folikel terdapat sel yang lebih besar
dari sel epitel yang tampak pucat disebut sel parafolikuler. Sel-sel folikel
ini menghasilkan tiroksin dan triiodotironin yang disimpan di dalam koloid
sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin.
Sel parafolikuler pula menghasilkan kalsitonin; hormon peptida dari 32 asam
amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan menekan absorpsi tulang.2
Fungsi
Hormon Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin
terbesar. Kelenjar ini mensekresikan dua jenis hormon yaitu tiroksin (T4)
dan trriidotironin (T3). Kedua hormon ini sangat meningkatkan
kecepatan metabolisme tubuh dan mempunyai pelbagai efek terhadap proses
metabolisme tubuh. Selain itu, kelenjar tiroid juga mensekresikan hormon
kalsitonin; hormon penting bagi metabolisme kalsium.3
Efek
pada Metabolisme Karbohidrat, Lemak, Protein dan Vitamin
Hormon tiroid mempunyai efek pada mekanisme tubuh yang
spesifik seperti pada metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Hormon
tiroid merangsang hampir kesemua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk
penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan
glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi dari saluran cerna dan
meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah terhadap metabolisme
karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim
akibat hormon tiroid. Pada metabolisme lemak pula, semuanya akan meningkat
dengan pengaruh hormon tiroid. Lemak akan diangkut dengan cepat dari jaringan
lemak dan ini akan menurunkan cadangan lemak tubuh lebih besar dari seluruh
elemen jaringan lain. Konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma meningkat,
begitu juga dengan proses oksidasinya yang turut meningkat.3
Hormon tiroid yang cukup, penting untuk sintesis protein
untuk pertumbuhan badan yang normal. Sekiranya hormon tiroid disekresi dalam
dosis yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan degradasi protein atau penguraian
protein yang akhirnya bisa mempengaruhi otot seperti pengecilan otot. Pada
metabolisme vitamin pula, hormon tiroid akan meningkatkan kebutuhan vitamin
karena hormon tiroid berperan untuk meningkatkan jumlah berbagai enzim tubuh,
di mana vitamin juga merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim.
Oleh itu, pada sekresi hormon tiroid yang berlebihan, defisiensi vitamin bisa
terjadi, kecuali pada saat yang sama kebutuhan vitamin itu dapat dicukupi. 3.4
Efek
pada Tumbuh Kembang
Efek
hormon tiroid terhadap pertumbuhan ini dapat dilihat terutama pada masa
pertumbuhan anak-anak karena hormon ini merangsang sekresi growth hormone (GH). Pada anak yang hipotirodism, pertumbuhan
tulangnya lambat dan epifisisnya lambat menutup. Hal ini karena, kekurangan
hormon tiroid menyebabkan sekresi GH ditekan. Sebaliknya pada anak hipertiroidism,
pertumbuhan tulang akan berlebihan sehingga anak menjadi lebih tinggi dari anak
lain. Namun, tulang juga menjadi matang lebih cepat dan pada umur yang muda
epifisisnya sudah menutup sehingga lama pertumbuhan lebih singkat dan tinggi
badan akhir semasa dewasa mungkin malahan lebih pendek. Efek hormon ini yang
lebih penting adalah pada pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan
janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Sekiranya sekresi hormon
tiroid tidak cukup, pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan sesudah bayi
itu dilahirkan akan sangat terbelakang dan otak tetap berukuran kecil daripada
normal.3,5
Efek
pada Sistem Saraf
Hormon
tiroid penting untuk perkembangan sistem saraf anak-anak terutamanya sistem
saraf pusat dan juga untuk aktivitas sistem saraf pusat yang normal bagi orang
dewasa. Hormon ini akan meningkatkan kecepatan berfikir, tetapi sering
menimbulkan disosiasi pikiran. Sekiranya hormon tiroid berkurang, fungsi-fungsi
ini akan berkurang dan hal ini bisa mengakibatkan retardasi mental, kekakuan
motor (motor rigidity) dan deaf-mutism. Kelebihan hormon ini pula
akan cenderung menjadikan penderita berasa cemas dan psikoneurotik seperti
kompleks ansietas, kecemasan yang sangat berlebihan atau paranoia. Selain itu,
hormon ini bisa menyebabkan efek pada sistem reflex manusia. 3-5
Efek
pada Sistem Kardiovaskular
Aliran
darah dan curah jantung akan meningkat karena efek hormon tiroid. Hal ini
berkaitan dengan peningkatan metabolisme jaringan yang mempercepat pemakaian
oksigen dan memperbanyak pelepasan produk akhir metabolisme dari jaringan.
Sebagian besar jaringan tubuh akan mengalami vasodilatasi sehingga meningkatkan
aliran darah. Kecepatan aliran darah pada kulit meningkat karena kebutuhan
pembuangan panas dari tubuh. Dengan aliran darah yang meningkat, maka curah
jantung juga meningkat lebih dari normal bila terdapat kelebihan hormon tiroid
dan sebaliknya pada keadaan hipotiroidism. Peningkatan aktivitas enzimatik yang
disebabkan oleh hormon tiroid akan meningkatkan kekuatan jantung bila sekresi
hormon tiroid sedikit atau lebih.3
Efek
pada Berat Badan dan Saluran Cerna
Hormon tiroid akan meningkatkan motilitas saluran cerna
dan kecepatan sekresi getah pencernaan. Efek ini mempunyai hubungan dengan
berat badan karena produksi hormon tiroid yang meningkat hampir selalu akan
menurunkan berat badan dan sebaliknya bila produksinya berkurang akan
meningkatkan berat badan. Tetapi, efek terhadap berat badan ini tidak selalu
terjadi karena hormon ini juga meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan dan
keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahan kecepatan metabolisme. Di samping
itu, efek lain pada saluran cerna adalah bila kelebihan hormon, ini bisa
menyebabkan diare dan kekurangannya dapat menimbulkan konstipasi.3
Mekanisme
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berperan untuk mensekresi hormon tiroid
untuk menjaga agar aktivitas metabolisme dalam tubuh tetap normal. Mekanisme
kelenjar ini mempunyai mekanisme umpan balik yang spesifik yang bekerja melalui
kelenjar hipofisis anterior untuk mengatur kecepatan sekresi tiroid. 3
Pengaturan
Sekresi Hormon Tiroid
Hormon kelenjar hipofisis anterior yaitu TSH (tirotropin)
akan meningkatkan sekresi tiroksin (T4) dan triidotironin (T3)
oleh kelenjar tiroid. Sekresi TSH ini diatur oleh hormon hipotalamus, hormon
pelepas-tirotropin (TRH) yang disekresikan oleh ujung-ujung saraf di dalam
eminensia mediana hipotalamus. Dari eminensia mediana tersebut, TRH akan
diangkut ke hipofisis anterior lewat porta hipotalamus-hipofisis. TRH secara
langsung akan mempengaruhi sel-sel kelenjar hipofisis anterior untuk
meningkatkan pengeluaran TSH. Mekanisme ini bermula dengan pengikatan TRH di
dalam membran hipofisis. Ikatan ini akan mengaktifkan sistem second messenger fosfolipase di dalam
sel-sel hipofisis untuk menghasilkan sejumlah besar fosfolipase C, yang diikuti
dengan rentetan second messenger yang
lain, termasuk ion kalsium dan diasil-gliserol, yang akhirnya menyebabkan
pelepasan TSH.3
Setelah pengeluaran
hormon TSH oleh TRH, sekresi tiroksin dan triidotironin akan meningkat. Secara
spesifik, efek TSH adalah meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan
di dalam folikel dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya hormon-hormon tiroid
ke dalam sirkulasi darah dan berkurangnya substansi folikel itu sendiri. Hormon
TSH juga meningkatkan aktivitas pompa yodium yang meningkatkan kecepatan iodide trapping di dalam sel kelenjar
dan meningkatkan rasio iodida intrasel terhadap konsentrasi iodida ekstrasel
sebanyak 8 kali normal. Iodinasi tirosin untuk membentuk hormon tiroid juga
akan ditingkatkan. Ukuran, aktivitas dan jumlah sel-sel tiroid juga turut
meningkat disertai dengan perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan
menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam folikel.3
Mekanisme
Pembentukan Hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroksin membutuhkan kira-kira 50mg
yodium setahun yang ditelan dalam bentuk iodida. Iodida yang ditelan akan
diabsorpsi dari saluran cerna ke dalam darah. Satu perlimanya akan dipindahkan
dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan digunakan
untuk sintesis hormon tiroid dan yang selebihnya akan dikeluarkan oleh ginjal. Pembentukan
hormon tiroid bermulan dengan iodida yang diangkut dari darah ke dalam sel-sel
dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan untuk
memompakan iodida secara aktif ke dalam sel yang disebut iodide trapping. Kecepatan iodide
trapping ini dipengaruhi oleh TSH. 3-5
Setelah itu
pembentukan hormon tiroid akan diteruskan dengan pembentukan dan sekresi
tiroglobulin oleh sel-sel tiroid. Retikulum endoplasma dan alat Golgi
mensintesis dan mensekresi tiroglobulin ke dalam folikel. Setiap molekul
tiroglobulin mengandung sekitar 70 asam amino tirosin. Proses ini diteruskan
dengan tirosin yang diiodinasi menjadi monoiodotirosin (MIT); iodida bergabung
dengan tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Penggabungan 2 molekul iodida ke
asam amino tirosin di dalam molekul tiroglobulin akan menjadi diiodotirosin
(DIT). MIT dan DIT akan bergabung untuk membentuk triiodotironin (T3).
Penggabung dua DIT akan membentuk hormon tiroksin (T4). Hormon ini
akan diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma seperti
globulin, albumin dan thyroxine binding prealbumin. 3,5
Gangguan Mekanisme Kelenjar Tiroid
Terdapat
dua penyakit tiroid yang bisa dilihat secara umum yaitu hipertiroidism dan
hipotiroidism. Hipertiroidism berhubungan dengan peningkatan sekresi hormon
tiroid daripada normal. Kelenjar tiroid bisa membesar 2 sampai 3 kali daripada
biasa. Biasanya ditemukan antibodi yang disebut immunoglobulin perangsang
tiroid (TSI) pada keadaan hipertiroidisme. Antibodi ini merangsang kelenjar
tiroid dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat merangsang aktivitasi terus
menerus sistem cAMP di dalam sel. Antara gejala hipertiroidism ialah sangat
mudah terangsang, intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, berat badan
berkurang, diare, kelemahan otot, kecemasan, tidak bisa tidur dan tremor pada
tangan.3
Hipotiroidism
adalah kebalikan dengan efek hipertiroidism. Pada keadaan hipotiroidism dapat
ditemukan defisiensi mekanisme iodide
trapping (jumlah yodium yang dipan ke sel tidak adekuat), defisiensi sistem
peroksidase (iodida tidak dioksidasi menjadi yodium), defisiensi penggabungan
tirosin teriodinasi di dalam molekul tiroglobulin sehingga bentuk akhir dari
hormon tiroid tidak terbentuk dan defisiensi enzim deiodinase yang mencegah
pulihnya yodium dari tirosin teriodinasi yang tidak mengalami penggabungan
untuk membentuk hormon tiroid (defisiensi yodium). Pada orang dewasa,
hipotiroidism bisa mengakibatkan myxedema yaitu pelonggaran di bawah mata dan
pembengkakan wajah. Pada anak-anak pula dapat mengakibatkan kretinisme
kongenital (gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid) dan kretinisme endemik
(kurang yodium dalam diet).3
Penutup
Kesimpulannya, kelenjar tiroid merupakan salah satu organ
endokrin yang penting dalam mengatur pelbagai metabolisme tubuh manusia.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yaitu tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) yang diatur oleh sumbu
hipotalamus-hipofisis-tiroid. Gangguan mekanisme kelenjar tiroid dapat
menyebabkan gangguan pada sekresi hormonnya dan selanjutnya bisa membawa kepada
penyakit-penyakit tiroid seperti hipertiroidism mahupun hipotiroidism.
Daftar Pustaka
1.
Snell
RS. Kepala dan leher dalam Anatomi klinis. Alih bahasa, Sugiharto L. Ed 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2006.h.705-6
2.
Fawcett
DW. Kelenjar tiroid dalam Buku ajar histologi. Alih bahasa, Tambayong J. Ed 12.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2002.h.437-40
3.
Guyton
AC. Hormon metabolik tiroid dalam buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa.
Irawati [et al.]. Ed 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2007.h.978-91
4.
Sherwood
L. The peripheral endocrine glands in Human physiology from cells to systems. 7th
ed. Canada: Nelson Education Ltd; 2010.p.691-7
5.
Ganong
WF. The thyroid gland in Review of medical physiology. 23rd ed.
United States. McGraw-Hill; 2010.p.301-13
No comments:
Post a Comment