Wednesday, July 16, 2014

Kelenjar Tiroid



Pendahuluan
           Sistem endokrin merupakan suatu sistem yang terdiri dari sekelompok organ yang berfungsi untuk menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon ke dalam sistem aliran darah. Hormon ini bertindak sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasi kegiatan berbagai organ tubuh. Organ utama dalam sistem endokrin adalah hipotalamus, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, pulau-pulau pankreas, kelenjar adrenal, organ seks dan sebagainya. Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dangan  batas-batas yang tepat.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang menjaga beberapa fungsi utama badan. Penyakit tiroid boleh mempengaruhi hampir kesemua bahagian-bahagian badan dan juga merbahaya untuk kesihatan. Sebagai contoh, keringat berlebihan dan kehilangan berat badan mendadak yang disertai dengan pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid mahupun hormonnya itu sendiri. Oleh itu, dalam makalah ini akan dibahaskan mengenai struktur kelenjar tiroid, fungsi hormon tiroid dan mekanisme kelenjar tiroid untuk memahami dengan lebih lanjut mengenai penyakit tiroid.
  
Struktur Makroskopis Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid (glandula thyroidea) terdiri atas lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea oblique cartilago thyroideae; basisnya setinggi cincin trachea keempat atau kelima. Pada anterolateral lobus tiroid dibatasi oleh musculus sternohyoideus, venter superior musculus omohyoideus, musculus sternohyoideus dan pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus. Di bagian posterolateral pula kelenjar ini dibatasi oleh selubung carotis dengan arteri carotis communis, vena jugularis interna dan nervus vagus. Di bagian medial, larnyx, trachea, pharynx dan oesophagus yang membatasi kelenjar tiroid. Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berhubungan di posterior dengan glandula parathyroidea superior dan inferior.1
Kelenjar tiroid mendapat pendarahan dari arteri thyroidea superior (cabang arteri carotis externa), arteri thyroidea inferior (cabang dari truncus thyrocervicalis) dan arteri thyroidea ima (cabang dari arteri brachiocephalica atau arcus aortae). Pembuluh balik kelenjar tiroid adalah vena thyroidea superior (bermuara ke vena jugularis interna), vena thyroidea media (bermuara ke vena jugularis interna) dam vena thyroidea inferior. Vena-vena ini akan bermuara ke dalam vena brachiocephalica sinistra di dalam rangga thorax. Cairan limfe pula akan mengalir dari kelenjar tiroid ke lateral ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh limfe akan berjalan turun ke nodi lymphoidei paratracheales.

Struktur Mikroskopis Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai banyak folikel yang besarnya tidak seragam. Folikel ini dibatasi oleh epitel selapis kubis tinggi atau rendah sampai gepeng tergantung aktivitas kelenjar. Pada folikel yang giat (aktif), epitelnya tinggi dan tepian substansi koloid yang berbatasan dengan epitel folikel tidak rata. Pada folikel yang tidak aktif, epitelnya gepeng dan substansi koloid memenuhi folikel. Kadang-kadang di antara sel-sel epitel folikel atau di dalam jaringan di antara folikel terdapat sel yang lebih besar dari sel epitel yang tampak pucat disebut sel parafolikuler. Sel-sel folikel ini menghasilkan tiroksin dan triiodotironin yang disimpan di dalam koloid sebagai unsur pembentuk sebuah glikoprotein sekresi besar disebut tiroglobulin. Sel parafolikuler pula menghasilkan kalsitonin; hormon peptida dari 32 asam amino yang menurunkan konsentrasi kalsium darah dengan menekan absorpsi tulang.2

Fungsi Hormon Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar. Kelenjar ini mensekresikan dua jenis hormon yaitu tiroksin (T4) dan trriidotironin (T3). Kedua hormon ini sangat meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh dan mempunyai pelbagai efek terhadap proses metabolisme tubuh. Selain itu, kelenjar tiroid juga mensekresikan hormon kalsitonin; hormon penting bagi metabolisme kalsium.3
Efek pada Metabolisme Karbohidrat, Lemak, Protein dan Vitamin
Hormon tiroid mempunyai efek pada mekanisme tubuh yang spesifik seperti pada metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Hormon tiroid merangsang hampir kesemua aspek metabolisme karbohidrat, termasuk penggunaan glukosa yang cepat oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan glukogenesis, meningkatkan kecepatan absorpsi dari saluran cerna dan meningkatkan sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah terhadap metabolisme karbohidrat. Semua efek ini mungkin disebabkan oleh naiknya seluruh enzim akibat hormon tiroid. Pada metabolisme lemak pula, semuanya akan meningkat dengan pengaruh hormon tiroid. Lemak akan diangkut dengan cepat dari jaringan lemak dan ini akan menurunkan cadangan lemak tubuh lebih besar dari seluruh elemen jaringan lain. Konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma meningkat, begitu juga dengan proses oksidasinya yang turut meningkat.3
Hormon tiroid yang cukup, penting untuk sintesis protein untuk pertumbuhan badan yang normal. Sekiranya hormon tiroid disekresi dalam dosis yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan degradasi protein atau penguraian protein yang akhirnya bisa mempengaruhi otot seperti pengecilan otot. Pada metabolisme vitamin pula, hormon tiroid akan meningkatkan kebutuhan vitamin karena hormon tiroid berperan untuk meningkatkan jumlah berbagai enzim tubuh, di mana vitamin juga merupakan bagian penting dari beberapa enzim atau koenzim. Oleh itu, pada sekresi hormon tiroid yang berlebihan, defisiensi vitamin bisa terjadi, kecuali pada saat yang sama kebutuhan vitamin itu dapat dicukupi. 3.4
Efek pada Tumbuh Kembang
            Efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan ini dapat dilihat terutama pada masa pertumbuhan anak-anak karena hormon ini merangsang sekresi growth hormone (GH). Pada anak yang hipotirodism, pertumbuhan tulangnya lambat dan epifisisnya lambat menutup. Hal ini karena, kekurangan hormon tiroid menyebabkan sekresi GH ditekan. Sebaliknya pada anak hipertiroidism, pertumbuhan tulang akan berlebihan sehingga anak menjadi lebih tinggi dari anak lain. Namun, tulang juga menjadi matang lebih cepat dan pada umur yang muda epifisisnya sudah menutup sehingga lama pertumbuhan lebih singkat dan tinggi badan akhir semasa dewasa mungkin malahan lebih pendek. Efek hormon ini yang lebih penting adalah pada pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan beberapa tahun pertama kehidupan pascalahir. Sekiranya sekresi hormon tiroid tidak cukup, pertumbuhan dan pematangan otak sebelum dan sesudah bayi itu dilahirkan akan sangat terbelakang dan otak tetap berukuran kecil daripada normal.3,5
Efek pada Sistem Saraf
            Hormon tiroid penting untuk perkembangan sistem saraf anak-anak terutamanya sistem saraf pusat dan juga untuk aktivitas sistem saraf pusat yang normal bagi orang dewasa. Hormon ini akan meningkatkan kecepatan berfikir, tetapi sering menimbulkan disosiasi pikiran. Sekiranya hormon tiroid berkurang, fungsi-fungsi ini akan berkurang dan hal ini bisa mengakibatkan retardasi mental, kekakuan motor (motor rigidity) dan deaf-mutism. Kelebihan hormon ini pula akan cenderung menjadikan penderita berasa cemas dan psikoneurotik seperti kompleks ansietas, kecemasan yang sangat berlebihan atau paranoia. Selain itu, hormon ini bisa menyebabkan efek pada sistem reflex manusia. 3-5
Efek pada Sistem Kardiovaskular
            Aliran darah dan curah jantung akan meningkat karena efek hormon tiroid. Hal ini berkaitan dengan peningkatan metabolisme jaringan yang mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak pelepasan produk akhir metabolisme dari jaringan. Sebagian besar jaringan tubuh akan mengalami vasodilatasi sehingga meningkatkan aliran darah. Kecepatan aliran darah pada kulit meningkat karena kebutuhan pembuangan panas dari tubuh. Dengan aliran darah yang meningkat, maka curah jantung juga meningkat lebih dari normal bila terdapat kelebihan hormon tiroid dan sebaliknya pada keadaan hipotiroidism. Peningkatan aktivitas enzimatik yang disebabkan oleh hormon tiroid akan meningkatkan kekuatan jantung bila sekresi hormon tiroid sedikit atau lebih.3
Efek pada Berat Badan dan Saluran Cerna
            Hormon tiroid akan meningkatkan motilitas saluran cerna dan kecepatan sekresi getah pencernaan. Efek ini mempunyai hubungan dengan berat badan karena produksi hormon tiroid yang meningkat hampir selalu akan menurunkan berat badan dan sebaliknya bila produksinya berkurang akan meningkatkan berat badan. Tetapi, efek terhadap berat badan ini tidak selalu terjadi karena hormon ini juga meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan dan keadaan ini dapat menyeimbangkan perubahan kecepatan metabolisme. Di samping itu, efek lain pada saluran cerna adalah bila kelebihan hormon, ini bisa menyebabkan diare dan kekurangannya dapat menimbulkan konstipasi.3

Mekanisme Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berperan untuk mensekresi hormon tiroid untuk menjaga agar aktivitas metabolisme dalam tubuh tetap normal. Mekanisme kelenjar ini mempunyai mekanisme umpan balik yang spesifik yang bekerja melalui kelenjar hipofisis anterior untuk mengatur kecepatan sekresi tiroid. 3
Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid
            Hormon kelenjar hipofisis anterior yaitu TSH (tirotropin) akan meningkatkan sekresi tiroksin (T4) dan triidotironin (T3) oleh kelenjar tiroid. Sekresi TSH ini diatur oleh hormon hipotalamus, hormon pelepas-tirotropin (TRH) yang disekresikan oleh ujung-ujung saraf di dalam eminensia mediana hipotalamus. Dari eminensia mediana tersebut, TRH akan diangkut ke hipofisis anterior lewat porta hipotalamus-hipofisis. TRH secara langsung akan mempengaruhi sel-sel kelenjar hipofisis anterior untuk meningkatkan pengeluaran TSH. Mekanisme ini bermula dengan pengikatan TRH di dalam membran hipofisis. Ikatan ini akan mengaktifkan sistem second messenger fosfolipase di dalam sel-sel hipofisis untuk menghasilkan sejumlah besar fosfolipase C, yang diikuti dengan rentetan second messenger yang lain, termasuk ion kalsium dan diasil-gliserol, yang akhirnya menyebabkan pelepasan TSH.3
            Setelah pengeluaran hormon TSH oleh TRH, sekresi tiroksin dan triidotironin akan meningkat. Secara spesifik, efek TSH adalah meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang disimpan di dalam folikel dengan hasil akhirnya adalah terlepasnya hormon-hormon tiroid ke dalam sirkulasi darah dan berkurangnya substansi folikel itu sendiri. Hormon TSH juga meningkatkan aktivitas pompa yodium yang meningkatkan kecepatan iodide trapping di dalam sel kelenjar dan meningkatkan rasio iodida intrasel terhadap konsentrasi iodida ekstrasel sebanyak 8 kali normal. Iodinasi tirosin untuk membentuk hormon tiroid juga akan ditingkatkan. Ukuran, aktivitas dan jumlah sel-sel tiroid juga turut meningkat disertai dengan perubahan sel kuboid menjadi sel kolumnar dan menimbulkan banyak lipatan epitel tiroid ke dalam folikel.3
Mekanisme Pembentukan Hormon Tiroid
Pembentukan hormon tiroksin membutuhkan kira-kira 50mg yodium setahun yang ditelan dalam bentuk iodida. Iodida yang ditelan akan diabsorpsi dari saluran cerna ke dalam darah. Satu perlimanya akan dipindahkan dari sirkulasi darah oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan digunakan untuk sintesis hormon tiroid dan yang selebihnya akan dikeluarkan oleh ginjal. Pembentukan hormon tiroid bermulan dengan iodida yang diangkut dari darah ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal sel tiroid mempunyai kemampuan untuk memompakan iodida secara aktif ke dalam sel yang disebut iodide trapping. Kecepatan iodide trapping ini dipengaruhi oleh TSH. 3-5 
Setelah itu pembentukan hormon tiroid akan diteruskan dengan pembentukan dan sekresi tiroglobulin oleh sel-sel tiroid. Retikulum endoplasma dan alat Golgi mensintesis dan mensekresi tiroglobulin ke dalam folikel. Setiap molekul tiroglobulin mengandung sekitar 70 asam amino tirosin. Proses ini diteruskan dengan tirosin yang diiodinasi menjadi monoiodotirosin (MIT); iodida bergabung dengan tirosin di dalam molekul tiroglobulin. Penggabungan 2 molekul iodida ke asam amino tirosin di dalam molekul tiroglobulin akan menjadi diiodotirosin (DIT). MIT dan DIT akan bergabung untuk membentuk triiodotironin (T3). Penggabung dua DIT akan membentuk hormon tiroksin (T4). Hormon ini akan diangkut di darah dalam keadaan terikat ke protein plasma seperti globulin, albumin dan thyroxine binding prealbumin. 3,5

Gangguan Mekanisme Kelenjar Tiroid
            Terdapat dua penyakit tiroid yang bisa dilihat secara umum yaitu hipertiroidism dan hipotiroidism. Hipertiroidism berhubungan dengan peningkatan sekresi hormon tiroid daripada normal. Kelenjar tiroid bisa membesar 2 sampai 3 kali daripada biasa. Biasanya ditemukan antibodi yang disebut immunoglobulin perangsang tiroid (TSI) pada keadaan hipertiroidisme. Antibodi ini merangsang kelenjar tiroid dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat merangsang aktivitasi terus menerus sistem cAMP di dalam sel. Antara gejala hipertiroidism ialah sangat mudah terangsang, intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, berat badan berkurang, diare, kelemahan otot, kecemasan, tidak bisa tidur dan tremor pada tangan.3
            Hipotiroidism adalah kebalikan dengan efek hipertiroidism. Pada keadaan hipotiroidism dapat ditemukan defisiensi mekanisme iodide trapping (jumlah yodium yang dipan ke sel tidak adekuat), defisiensi sistem peroksidase (iodida tidak dioksidasi menjadi yodium), defisiensi penggabungan tirosin teriodinasi di dalam molekul tiroglobulin sehingga bentuk akhir dari hormon tiroid tidak terbentuk dan defisiensi enzim deiodinase yang mencegah pulihnya yodium dari tirosin teriodinasi yang tidak mengalami penggabungan untuk membentuk hormon tiroid (defisiensi yodium). Pada orang dewasa, hipotiroidism bisa mengakibatkan myxedema yaitu pelonggaran di bawah mata dan pembengkakan wajah. Pada anak-anak pula dapat mengakibatkan kretinisme kongenital (gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid) dan kretinisme endemik (kurang yodium dalam diet).3

Penutup
Kesimpulannya, kelenjar tiroid merupakan salah satu organ endokrin yang penting dalam mengatur pelbagai metabolisme tubuh manusia. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid. Gangguan mekanisme kelenjar tiroid dapat menyebabkan gangguan pada sekresi hormonnya dan selanjutnya bisa membawa kepada penyakit-penyakit tiroid seperti hipertiroidism mahupun hipotiroidism. 

Daftar Pustaka
1.      Snell RS. Kepala dan leher dalam Anatomi klinis. Alih bahasa, Sugiharto L. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2006.h.705-6
2.      Fawcett DW. Kelenjar tiroid dalam Buku ajar histologi. Alih bahasa, Tambayong J. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2002.h.437-40
3.      Guyton AC. Hormon metabolik tiroid dalam buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa. Irawati [et al.]. Ed 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2007.h.978-91
4.      Sherwood L. The peripheral endocrine glands in Human physiology from cells to systems. 7th ed. Canada: Nelson Education Ltd; 2010.p.691-7
5.      Ganong WF. The thyroid gland in Review of medical physiology. 23rd ed. United States. McGraw-Hill; 2010.p.301-13



No comments:

Post a Comment