Monday, March 24, 2014

Demam yang disertai dengan Menggigil


Pendahuluan

               Setiap manusia memerlukan makanan untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas kehidupan. Pemakaian energi oleh tubuh menghasilkan panas yang penting dalam pengaturan suhu. Manusia biasanya tinggal di lingkungan eksternal yang suhunya lebih dingin daripada suhu tubuh mereka, sehingga manusia harus terus-menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuh mereka. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk mendinginkan tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktivitas otot rangka atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena kecepatan reaksi kimia sel bergantung pada suhu dan panas yang berlebihan akan merusak protein sel. Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh.
           Manusia sebagai makhluk hidup terdiri dari sel-sel yang melakukan berbagai macam kerja fungsional guna mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. Dalam menjalankan fungsinya, sel membutuhkan energi yang berasal dari bahan makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Metabolisme yang dilakukan tubuh akan menghasilkan energi berupa ATP dan panas. Panas yang dihasilkan berguna untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Dengan suhu tubuh yang stabil, maka segala kerja yang terjadi pada tubuh dapat berlangsung dengan baik.

Pengaturan Suhu Tubuh

Termoregulasi (suhu tubuh) adalah suatu pengaturan  fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama.1
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
1.   Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.1
2.  Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat menggigil).1
3.  Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).1
4.   Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.1
5.   Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun.1

Fungsi sel tubuh peka terhadap fluktuasi suhu internal sehingga manusia secara homeostasis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme sel yang stabil. Peningkatan suhu, walaupun sedikit, dapat menimbulkan gangguan fungsi saraf dan denaturasi protein yang ireversibel. Suhu tubuh normal berkisar antara 36-370C. Namun sebenarnya, tidak ada suhu tubuh yang benar-benar normal, karena suhu tiap organ tubuh berbeda-beda. Suhu inti internal dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya.2
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu inti manusia:
-      irama biologis inheren (jam biologis), umumnya saat bangun tidur suhu tubuh lebih rendah   dari siang hari (bervariasi sekitar 1oC).2
-    pada wanita, siklus haid mempengaruhi suhu tubuh. Suhu inti rata-rata 0,5oC lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid.2
-         Meningkat selama olahraga akibat produksi panas dari kontraksi otot.2
-         Suhu dapat berubah jika terpajan ke suhu yang ekstrim.2
Maka dari itu untuk mempertahankan suhu inti, kita memerlukan kandungan panas total tubuh yang konstan.
Pemasukan panas tubuh (heat intake) harus seimbang dengan pengeluaran panas tubuh (heat loss). Pemasukan panas tubuh terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal (merupakan sumber utama panas tubuh). Panas internal bersumber dari metabolisme energi. Pada kenyataannya, produksi panas (heat production) lebih besar dari kebutuhan, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. Sedangkan pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpajan ke lingkungan eksternal.1, 3
Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh:
1. perubahan produksi panas internal
2. perubahan suhu eksternal
Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas diminimalkan, sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi.3
Pengaturan suhu tubuh pada keadaan dingin.4
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
1.    Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam), yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan (piloerektion) –> erector villi
2.      Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.

Pengaturan secara fisik dilakukan dengan dua cara
1.       Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi)
Pada reaksi dingin aliran darah pada jari-jari ini bisa berkurang + 1% dari pada dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1 rangkap pakaian lagi.4
2.        Limit blood flow slufts (Perubahan aliran darah)
Pada prinsipnya yaitu panas/temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan didinginkan.4
Pengaturan secara kimia
Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat lalu lemah secara bergantian, secara sinkron terjadi kontraksi pada grup-grup kecil motor unit atau seluruh otot. Pada keadaan menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Saat keadaan menggigil, efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5 derajat Celcius selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan batas maximal 5 kali.3
Pengaturan suhu tubuh dalam keadaan panas.3, 4
1.      Fisik
-       Penambahan aliran darah permukaan tubuh
-       Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
-       Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius. Penambahan penambahan konduktivitas panas (thermal aliran darah konduktivity).3
2.      Keringat
-     Pada temperature diatas 34o C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. Mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara penguapan (evaporasi).4
-    Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic untuk memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif.4
Pemeriksaan BMR
Pada tiap orang, laju metabolik berbeda-beda. Yang dimaksud dengan laju metabolik (metabolic rate) adalah kecepatan pemakaian energi oleh tubuh selama kerja eksternal dan internal. Sedangkan energi yang dihasilkan pada laju metabolik dapat diukur berdasarkan per satuan waktu, yang disebut sebagai taraf metabolisme (jumlah energi yang dibebaskan per satuan waktu). Laju metabolik sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Hal ini disebabkan karena aktivitas fisik akan menghasilkan panas tubuh yang akan mempercepat metabolisme.2
Karena sebagian besar penggunaan energi tubuh pada akhirnya muncul sebagai panas, laju metabolik biasanya dinyatakan sebagai kecepatan produksi panas dalam satuan kilokaloris per jam. Satuan dasar dari energi panas adalah kalori, merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan 1°C suhu per 1 gram H2O. Laju metabolik menghasilkan jumlah panas yang bervariasi. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi, seperti olahraga, pemasukan makanan (food intake), menggigil, dan rasa cemas. Yang paling mempengaruhi adalah penggerakan otot. Selain itu terdapat makanan yang baru saja dikonsumsi mampu meningkatkan metabolisme. Makanan yang demikian memiliki kerja dinamik spesifik (SDA/Specific dymanic action).2,3
Karena pergerakan otot, walaupun sedikit, mampu mempengaruhi metabolisme, laju metabolik seseorang harus dihitung dalam keadaan basal. Basal Metabolic Rate (BMR/ tingkat metabolik dasar) adalah pencerminan dari idling speed atau tingkat terkecil pemakaian energi internal dalam keadaan terjaga.3
BMR diukur dalam kondisi sebagai berikut:
1. Orang yang bersangkutan dalam keadaan istirahat secara fisik.3
2. Orang tersebut dalam keadaan istirahat mental, guna memperkecil tonus otot rangka.3
3. Pengukuran dilakukan pada suhu ruangan yang nyaman.3
4. Orang yang bersangkutan tidak makan dalam 12 jam terakhir sebelum penentuan BMR untuk menghindari termogenesis yang disebabkan oleh makanan.3

Penentuan BMR dapat dilakukan dengan kalorimetri langsung maupun tidak langsung. Kalorimetri langsung diukur dengan mengoksidasi senyawa-senyawa dalam sebuah alat yang bernama kalorimeter bom. Dengan kalorimeter bom, nilai kalori bahan makanan umum adalah:
- karbohidrat   4,1 kkal/gr
- lemak            9,3 kkal/gr
- protein           5,3 kkal/gr
Sedangkan kalorimetri tidak langsung adalah penghitungan dengan mengukur produk-produk oksidasi biologi yang menghasilkan energi (CO2, H2O, dan produk-produk akhir katabolisme protein yang dihasilkan) atau dengan mengukur O2 yang dikonsumsi. Dengan demikian kita dapat menghitung koefisien pernapasan (Respiratory Quotien), yaitu ratio dalam keadaan mantap volume CO2 yang dihasilkan dengan volume O2 yang dikonsumsi per satuan waktu.2,3
Agar tubuh dapat melakukan segala aktivitas dengan baik, segala sesuatu dalam tubuh harus dalam keadaan seimbang. Begitu pula dengan energi. Pemasukan energi harus setara dengan pengeluaran energi agar keseimbangan energi tetap netral. Kebutuhan akan energi relatif konstan sepanjang hari, namun kebanyakan orang mengonsumsi asupan tidak sesuai dengan kebutuhan. Jika asupan energi lebih besar, akan disimpan (umumnya sebagai triasilgliserol) di jaringan adiposa. Jika dibiarkan, akan menumpuk dan menyebabkan kegemukan (obesitas).5 Sebaliknya, jika asupan energi terus menerus lebih sedikit dari kebutuhan dapat menyebabkan cadangan karbohirdrat, lemak nihil sehingga digunakan asam amino sebagai sumber energi terakhir. Hal tersebut dapat menyebabkan keadaan kurus kering, pengecilan otot, dan akhirnya kematian.6
Pemasukan makanan terutama dikontrol oleh hipotalamus, dimana terdapat pusat rasa kenyang dan pusat nafsu makan (lapar).2
Namun ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pengontrolan pemasukan makanan, antara lain:
-          ukuran simpanan lemak
-          tingkat distensi saluran pencernaan
-          tingkat pemakaian glukosa (teori glukostatik)
-          intensitas produksi kekuatan sel (teori iskimetrik)
-          tingat sekresi kolesistokinin
-          pengaruh neurotransmiter
-          pengaruh psikososial.2





Mekanisme Demam
 Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal. Demam dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
 -   infeksi atau peradangan (bahan pyrogenic)
jika tubuh terdapat invasi mikroba, sel darah putih akan mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen, yang memiliki banyak efek melawan infeksi dan juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat.2
Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan memicu pengeluaran lokal prostaglandin, merupakan zat perantara kimiawi lokal yang bekerja langsung di hipotalamus. Aspirin yang dikonsumsi sebagai obat penurun demam akan menurunkan demam dengan menghambat sintesis prostaglandin.2
 -    Dehidrasi.2
 -    Kerusakan jaringan.2
 -    Sesudah operasi.2

Jenis demam4:

1.  Onset atau invasi: Serangan atau invasi dari demam adalah periode ketika suhu tubuh meningkat dan mungkin menjadi proses yang tiba-tiba atau bertahap.
2.    Fastigium: Fastigium demam adalah periode ketika suhu tubuh telah mencapai maksimum dan tetap cukup konstan pada tingkat tinggi.
3.   Defervescence atau penurunan: penurunan suhu badan sampai yg normal atau penurunan demam adalah periode ketika suhu tinggi akan kembali ke normal, demam dapat mereda tiba-tiba atau bertahap.
4.   Crisis: Krisis adalah kembali tiba-tiba ke temperatur normal dari suhu yang sangat tinggi dalam beberapa jam atau hari.
5.      True Krisis: Suhu jatuh tiba-tiba dalam beberapa jam dan menyentuh normal, disertai dengan peningkatan yang nyata dalam kondisi pasien.
6.      False Krisis: Sebuah tiba-tiba jatuh dalam suhu tidak disertai dengan perbaikan kondisi umum disebut crisis.
7.     Lysis: Suhu jatuh zig-zag selama dua atau tiga hari atau seminggu sebelum mencapai normal, selama waktu gejala lain juga secara bertahap menghilang.
8.     Constant demam atau demam terus-menerus: Demam konstan atau demam terus menerus adalah satu di mana suhu bervariasi tidak lebih dari dua derajat antara pagi dan sore dan tidak mencapai normal untuk jangka waktu hari atau minggu.
9.    Remittent: Demam remittent adalah demam yang ditandai dengan variasi lebih dari dua derajat antara pagi dan sore hari tetapi tidak mencapai normal.
10. Intermittent atau demam yg terjadi setiap hari: Suhu naik dari normal atau di bawah normal untuk demam tinggi dan kembali pada interval reguler intervals. Demam ini lamanya bervariasi. Biasanya lebih tinggi di malam hari daripada di pagi hari.
11.  Inverse: Dalam jenis ini kisaran temperatur tertinggi tercatat pada pagi hari dan terendah di malam hari yang bertentangan dengan yang ditemukan dalam kegiatan normal demam.
12.  Hectic atau berayun demam: Bila perbedaan antara titik tinggi dan rendah sangat besar, demam disebut demam sibuk atau berayun.
13.  Relapsing demam: demam kambuh adalah satu di mana ada periode singkat demam diikuti oleh satu atau lebih hari suhu normal.
14. Irregular: Ketika demam sepenuhnya tidak teratur dalam perjalanannya, tidak dapat digolongkan dalam salah satu dari demam dijelaskan di atas dan disebut demam tidak teratur.

Tingkatan demam
1. stage of chill
Merupakan fase dimana penderita merasa dingin yang disertai menggigil. Menggigil merupakan cara involunter primer untuk meningkatkan produksi panas. Dengan menggigil, kontraksi otot rangka yang ritmik bergetar sangat efektif menghasilkan panas. Walaupun kontraksi otot merupakan cara utama untuk meningkatkan panas, termogenesis non-menggigil juga berperan dalam termoregulasi. Seperti pada bayi yang memiliki jaringan lemak khusus (lemak coklat) yang mampu mengubah energi kimia menjadi panas.2
Pada fase ini, heat loss menurun dan heat production meningkat.

2. stage of fastigium
Merupakan fase krisis dari penyakit. Pada fase ini heat loss meningkat, sehingga sering terjadi berkeringat dan heat production menurun.2

Gangguan demam
1.   Heat Cramps
Keadaan dimana demam disertai kejang.2
2.      Heat Exhaustion
Merupakan keadaan kolaps, biasanya bermanifestasi sebagai pingsan, yang disebabkan oleh penurunan tekanan darah akibat kerja mekanisme pengeluaran panas yang berlebihan. Keringat berlebihan mengurangi curah jantung karena volume plasma berkurang dan vasodilatasi kulit yang ekstensif menyebabkan penurunan resistensi perifer total. Karena tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dikalikan dengan resistensi perifer total, tekanan darah turun dan jumlah darah yang disalurkan ke otak berkurang, sehingga yang bersangkutan akan mengalami pingsan.2 Dengan demikian, heat exhaustion adalah konsekuensi dari aktivitas berlebihan mekanisme pengeluaran panas dan bukan akibat gangguan dari mekanisme tersebut. Karena mekanisme pengeluaran panas sangat aktif, pada heat exhaustion suhu tubuh hanya sedikit meningkat. Dengan memaksa aktivitas berhenti setelah mekansime pengeluaran panas tidak lagi mampu mengatasi penambahan panas yang ditimbulkan oleh olahraga atau lingkungan yang panas, heat exhaustion berfungsi sebagai ‘katup pengaman’ untuk membantu mencegah konsekuensi yang lebih serius, yaitu heat stroke.2
3.      Heat Stroke
Merupakan situasi yang sangat berbahaya, timbul akibat rusak totalnya mekanisme termoregulasi hipotalamus. Heat exhaustion dapat menjadi heat stroke apabila mekanisme pengeluaran panas terus dipacu secara berlebihan. Gambaran paling mencolok adalah tidak adanya tindakan kompensasi untuk mengurangi panas (seperti berkeringat) dalam menghadapi peningkatan suhu tubuh yang cepat. Selama pembentukan heat stroke, suhu tubuh mulai meningkat karena mekanisme pengeluaran panas pada akhirnya dikalahkan oleh penambahan panas yang terus menerus dan berlebihan. Setelah suhu inti mencapai suatu titik ketika pusat kontrol suhu hipotalamus rusak akibat panas, suhu tubuh meningkat lebih tinggi. Hal tersebut menyebabkan metabolisme meningkat (karena suhu tubuh yang tinggi meningkatkan metabolisme). Akibat dari metabolisme yang meningkat, semua rekasi kimia tubuh menjadi semakin cepat. Hasil yang ditimbulkan adalah produksi panas yang lebih besar. Keadaan tersebut menghasilkan lonjakan suhu tubuh.2 Untuk pencegahan produksi panas yang semakin besar, dapat dilakukan pengompresan dengan menggunakan air dingin. Beberapa tempat yang disarankan untuk melakukan pengompresan adalah kepala, ketiak, lipat paha. Pengompresan dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan suhu termostat. Heat stroke merupakan situasi yang berbahaya dan cepat mematikan jika tidak ditangani. Suhu tubuh dapat mencapai 40oC bahkan lebih dan dapat menyebabkan kelumpuhan.2
Heat stroke dibagi menjadi dua, yaitu:
eksersasional : disebabkan oleh kegiatan tubuh yang berlebihan di suhu atau kelembaban yang lebih tinggi dari normal
noneksersasional: antokolinergik, termasuk antihistamin, obat antiparkinson, diuretik, dan fenotiazin.7

Gangguan Terpapar Panas

Heat Stroke, Heat Cramps, Heat Exhaustion

Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat cramps disebabkan karena hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Heat cramps sering terjadi pada pekerja manual, seperti pekerja di ruang mesin, pekerja pengolah baja dan pekerja pertambangan.
Heat cramps seringkali secara tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki, terasa sangat nyeri. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan. Heat cramps bisa dicegah atau diobati dengan meminum minuman atau memakan makanan yang mengandung garam.

Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40°C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan otak dan organ lain, dan kematian.7
TANDA DAN GEJALA
Gejala heat stroke termasuk
7:
  • Kenaikan suhu, sampai 40°C atau lebih merupakan salah satu tanda utama dari heat stroke.
  • Tidak berkeringat. Jika heat stroke disebabkan oleh karena suhu lingkungan yang sangat panas, maka kulit cenderung terasa panas dan kering saat disentuh. Sedangkan jika disebabkan oleh karena aktivitas yang berlebihan, maka kulit terasa lembab.
  • Kemerahan pada kulit seiring dengan suhu tubuh anda
  • Nafas anda menjadi cepat dan terasa berat
  • Denyut jantung semakin cepat
  • Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk
  • Gejala saraf lain, misalnya kejang, tidak sadar, halusinasi, atau tidak dapat mengerti keadaan sekitar secara sementara.
  • Otot bisa terasa kram, lalu selanjutnya terasa lumpuh.

PENYEBAB
  • Heat stroke merupakan gabungan dari 2 kondisi serius yang berhubungan dengan suhu. Jika tidak segera ditangani maka kondisi akan cepat memburuk dan menjadi heat stroke.7
  • Kondisi pertama adalah heat cramp/ kram akibat kenaikan suhu tubuh, dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tinggi. Biasanya ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan, haus, kram otot, biasanya di perit tangan atau kaki. Kondisi ini umumnya terjadi di iklim yang hangat dengan aktivitas fisik berat. Anda dapat mengatasi kram suhu ini dengan minuman isotonik yang sekarang banyak dijual bebas, istirahat di tempat yang teduh atau ber-AC.7
  • Kondisi yang lain adalah heat exhaustion/ kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Heat exhaustion muncul jika anda tidak mempedulikan gejala dari ‘heat cramp’ yang muncul, sehingga kondisi anda memburuk. Tanda dan gejalanya termasuk sakit kepala, pusing, kepala terasa ringan, mual, kulit dingin dan terasa lembab, kram otot.7
Atasi ‘heat exhaustion’ dengan cara yang sama dengan ‘heat cramp’, yaitu dengan minum minuman dingin, mandi dengan air dingin, atau di ruangan yang ber-ac. Jika kondisi tidak membaik, carilah pertolongan medis secepatnya.7
Penyebab heat stroke tergantung dari aktifitas yang anda lakukan. Heat stroke dapat muncul pada keadaan:
  • Kondisi lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suhu tubuh anda pun ikut naik. Anda dapat juga melakukan aktivitas, namun penyebab utamanya adlah suhu lingkungan sekitar anda yang terlalu tinggi. Biasanya terjadi di lingkungan yang hangat dan lembab.
  • Aktivitas yang berlebihan. Pada heat stroke yang disebakan oleh karena aktivitas, penyebab dari naiknya suhu tubuh adalah aktivitas berlebihan itu sendiri.Anda dapat terkena heat stroke yang disebabkan dari aktivitas berlebihan, walaupun anda sudah terbiasa dengan suhu lingkungan yang panas sekalipun.
Heat stroke juga dapat terjadi jika anda memakai pakaian yang terlalu tebal sehingga mengganggu pengeluaran keringat, meminum alkohol (yang mempengaruhi pengaturan suhu tubuh), dan dehidrasi (kekurangan cairan).7

Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan 4 cara dengan menggunakan thermometer:
1.   Oral thermometer :
Yakni meletakkan termometer di bawah lidah. Termometer biasa yang menggunakan air raksa membutuhkan waktu tiga menit untuk mendapatkan hasil oral temperature. Bila menggunakan HD NexTemp yang menggunakan kristal cair, Anda akan memperoleh hasil pengukuran hanya dalam waktu satu menit. Cairan dan sisa rokok di mulut akan mempengaruhi hasil pengukuran oral temperature. Sebaiknya lakukan pengukuran 10 sampai 15 menit setelah makan, minum, atau merokok terakhir kali.5
2.   Axilla temperature :
Yakni yang didapatkan dengan meletakkan termometer di bagian ketiak. Termometer biasa membutuhkan 5 sampai 10 menit, sedangkan HD NexTemp hanya perlu 3 menit untuk menampilkan hasil pada pengukuran ini, axilla temperature terhitung yang paling tidak akurat karena sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Termometer biasa yang kurang akurat dibandingkan HD NexTemp biasanya akan menampilkan perbedaan hingga 1 derajat Celcius di bawah oral temperature.5
3.      Rectal temperature :
Karena pengukuran dilakukan di bagian rectum (anus). Termometer rectal dimasukkan sedalam 3 sampai 4 cm ke dalam anus selama kurang lebih tiga menit. Hasil pengukurannya lebih tinggi 0,4 sampai 0,5 derajat celcius dari oral temperature.5
4.      Thimpanic membrane temperature :
Umumnya, thimpanic membrane temperature akan menunjukkan perbedaan hingga 0,8 derajat celcius lebih tinggi daripada oral temperature. Hasil akurat akan didapatkan bila termometer diarahkan dengan tepat ke bagian membrane tympani (selaput suara).5
Deskripsi keempat pengukuran itu cukup menjelaskan mengapa oral temperature dan axilla temperature menjadi pilihan untuk pemakaian rumah tangga.5

Kesimpulan
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi metabolisme, seperti olahraga, pemasukan makanan (food intake), menggigil, dan rasa cemas. Semakin tinggi panas yang dihasilkan tubuh, maka metabolisme akan semakin cepat. Energi dan panas yang dihasilkan haruslah seimbang. Jika tubuh kelebihan energi dapat menyebabkan gangguan seperti obesitas, sedangkan jika kelebihan panas dapat menyebabkan meningkatnya suhu tubuh dari suhu tubuh normal menjadi demam dan bila heat loss menurun dan heat production meningkat maka ini lah fase dimana penderita merasa dingin yang disertai menggigil.


Daftar Pustaka

1.      No name. Temperature regulation. Diunduh dari http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html., 14 Februari 2006.
2.      Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.h.590-607.
3.      Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2003.h.269-72.
4.      Guyton A C, Hall J E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2006.
5.      Sedioetama A D. Ilmu gizi untuk profesi dan mahasiswa. Jakarta: Dian Rakyat; 2009.h.17-48.
6.      Barker H M. Nutrition and dietetics for health care. 10th Ed. China: Elsevier; 2002.p.3-63.
7.      Braunwald E, Fauci A S, Kasper D L, Hauser S L, Longo D L, Jameson J L. Harrison’s principles of internal medicine. Vol 1. 15th Ed. USA: McGraw Hill; 2001.p.90-1.


No comments:

Post a Comment