Pendahuluan
Kelangsungan hidup dan berfungsinya
sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan
elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga
bergantung pada pengeluaran zat-zat sisa metabolisme toksik secara
terus-menerus dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi demi
kelangsungan hidupnya. Traktus urinarius merupakan sistem yang terdiri dari
organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar
tubuh. Ginjal sendiri berperan penting untuk mempertahankan homeostasis dengan
mengatur banyak konsentrasi konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan
dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. Selain membahas tentang
Traktus Urinarius, makalah ini juga akan membahas tentang Kelenjar Prostat.
Dimana kelenjar ini merupakan kelenjar eksokrin yang terdapat pada sistem
reproduksi pria.
Struktur Makro Traktus
Urinaria
- Ginjal
Deskripsi dan Letak
Ginjal atau ren merupakan organ rongga abdomen
yang termasuk dalam sistem urinaria atau sistem kemih, yang terletak di
belakang peritoneum (retroperitoneal) pada bagian belakang rongga abdomen, di
antara peritoneum parietale dan fascia transversa andominis. Ginjal kanan terletak setinggi iga 12 sampai
lumbal 3-4, dan ginjal kiri terletak setinggi iga 11 sampai lumbal 2-3. Ginjal
kanan lebih rendah dari yang kiri karena adanya hati (hepar). Ginjal berbentuk
seperti kacang, dan mempunyai dua ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan
inferior, dua margo yaitu margo medialis dan lateralis, dan dua facies yaitu
facies anterior dan posterior. Pada ekstremitas superior ginjal kanan maupun
kiri ditempati oleh glandula suprarenalis atau anak ginjal, yang dipisahkan
oleh lemak perirenalis. Pada margo medialis ginjal, terdapat suatu pintu yang
disebut hilus renalis, yang merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah,
limfe, saraf, dan ureter.1
Selubung
Setiap
ginjal mempunyai pembungkus, yaitu :
1.
Capsula
Fibrosa
Hanya
melekat pada ginjal dan hanya menyelubungi ginjal (tidak membungkus glandula
suprarenalis). Lapisan ini melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.1
2.
Capsula
Adiposa
Mengandung
banyak jaringan lemak perirenalis dan membungkus baik ginjal maupun anak ginjal. Capsula adiposa juga berfungsi untuk mempertahankan ginjal
pada tempatnya.2
3.
Fascia
Renalis
Merupakan
kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula adiposa serta meliputi
ginjal dan glandula suprarenalis. Di lateral, fascia ini melanjutkan diri
sebagai fascia transversalis. Dapat dikatakan lapisan ini terdiri dari fascia
prerenalis dan fascia retrorenalis yang keduanya bersatu ke arah cranial.2
4.
Corpus
Adiposum Pararenale
Terletak
di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Corpus
Adiposum ini membentuk sebagian lemak retroperitoneal.2
Struktur
Ginjal terdiri atas korteks renis dan
medulla renis. Korteks renis merupakan zona luar ginjal yang terdiri dari
glomerulus dan pembuluh darah. Medulla renis merupakan zona dalam ginjal yang
terdiri dari piramida-piramida ginjal (pyramid renalis). Puncak dari pyramid
renalis disebut papila renalis, dan
dasarnya yang berbatasan dengan korteks disebut basis renalis. Di antara pyramid
renalis terdapat columna renalis (Bertini) yang masih merupakan bagian dari
korteks renis. Pada korteks renis terdapat garis-garis yang berasal dari medula
renis yang disebut processus medularis (Ferheini). Papila renalis ditembusi
oleh saluran-saluran yang disebut ductus papilaris (Bellini). Papila renalis
menonjol ke dalam calyx minor. Beberapa calyx minor akan membentuk calyx mayor.
Beberapa calyx mayor akan membentuk pelvis renis yang kemudian menjadi ureter.1
Gambar
1. Ginjal3
Pendarahan
Ginjal diperdarahi oleh A. Renalis cabang
aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A. Renalis kanan lebih panjang
daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di belakangnya. A.
Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian
depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada
garis Broedel. A. Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang
disebut A. Interlobaris. Pada perbatasan korteks dan medula renis, A.
Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A. Arciformis yang mengelilingi
korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A. Interlobularis yang
berjalan sampai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal mengikuti
jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae
(Verheyeni) menuju V. Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan
bermuara ke dalam V. Cava inferior.
Berikut adalah gambar alirannya yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1
Gambar
2. Aliran Pembuluh Darah dan Pembuluh Balik4
Berikut adalah gambar alirannya yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1
Aliran Limfe
Aliran getah bening yang berasal
dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V. Renalis menuju Nnll.
Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan langsung
bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron
dipersarafi oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis
pada vertebra thoracalis 10-12.1, 2
Glandula Suprarenalis
Glandula suprarenalis atau glandula
adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial
terhadap ginjal. Glandula Suprarenalis kanan berbentuk piramid, sedangkan Glandula
Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit). Glandula
Suprarenalis terdiri atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat
vaskularisasi dari A. Suprarenalis superior cabang A. Phrenica inferior, A.
Suprarenalis cabang aorta abdominalis, dan A. Suprarenalis inferior cabang A.
Renalis.
Pembuluh
baliknya melalui V. Suprarenalis dextra yang selanjutnya bermuara pada V. Cava inferior,
dan V. Suprarenalis sinistra yang bermuara pada V. Renalis sinistra yang
biasanya membentuk suatu saluran bersama dengan V. Phrenica inferior.1
Getah bening korteks Glandula
Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya. Aliran getah bening pada Glandula
Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll.
Aortica. Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan
plexus hypogastricus.1
Fungsi dari ginjal adalah:
1.
Memegang peranan
penting dalam pengeluaran racun dari tubuh
2.
Mempertahankan suasana
keseimbangan cairan
3.
Mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4.
Mempertahankan
keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
5. Mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein, kreatinin dan amoniak.2
B.
Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang
menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter merupakan lanjutan pelvis renis yang akan menuju distal &
bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Ureter dipersarafi oleh
plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron-neuron simpatis.2
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina.2
Tiga tempat penyempitan pada
ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter
dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica
urinaria.2
C. Vesica
Urinaria (Kandung Kemih)
Lokasi
dan Deskripsi
Vesica
urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis. Vesica
Urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas
maksimumnya kurang lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang
kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine
didalam nya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak
didalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai
masuk region hypogastricum. Pada anak kecil , vesica urinaria yang kosong
menonjol diatas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis
membesar, vesica urinaria terbenam di dalam pelvis untuk menempati posisi
seperti pada orang dewasa.5
Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid
,mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies
inferolateralis, juga mempunyai collum.1, 5
Apex
vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis
pubica. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh lig. Umbilicale medianum
(sisa Urachus). Basis atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan
berbentuk segitiga. Sudut superolateral merupakan tempat muara ureter dan sudut
inferior merupakan tempat asal urethrae. Kedua ductus deferens terletak berdampingan
di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula seminalis yang satu dengan
yang lain . Bagian atas facies posterior vesicae diliputi oleh peritoneum ,
yang membentuk dinding anterior excavation rectovesicalis. Bagian bawah facies
posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens , vesicular seminalis ,
dan fascia rectovesicalis.1, 5
Facies superior vesicae diliputi
peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang
pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
Bila vesica urin terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar
dan menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya
terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria
berhubungan langsung dengan dinding anterior abdomen.1, 5
Facies inferolateralis dibagian depan
berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lebih ke posterior,
facies tersebut berbatasan diatas dengan musculus obturatorius internus dan
dibawah dengan musculus levator ani.
Collum
vesicae berada di inferior dan terletak di facies superior prostatae. Disini, serabut
otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos
prostate. Collum vesica dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum
puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan.
Kedua ligament ini merupakan penebalan fascia pelvis.5
Tunica mukosa sebagian besar
berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut
akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa yang
meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae
liutaudi. Disini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong
karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot
yang ada dibawahnya.5
Trigonum
vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara
ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica.
Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium
urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada dibawahnya.
Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam
tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor
vesicae . Pada collum vesicae, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal
untuk membentuk musculus sphincter vesicae.5
Pendarahan5
Arteriae
Arteri vesicalis superior dan
inferior, cabang arteri iliaca interna.
Venae
Venae membentuk plexus
venosus vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus dan
bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran
limfe
Pembuluh limfe bermuara ke
nodi iliaci interni dan externi.
Persarafan
Persarafan Vesica urinaria berasal
dari plexus hypogastrica inferior.
Serabut pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan
kedua lalu berjalan ke bawah turun ke vesica urinaria melalui plexus
hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpaticus yang muncul sebagai nervi
spancnici pelvic berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga dan ke empat
,berjalan melalui plexus hypogastrica ke bawah menuju vesica urinaria.
D. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin
yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal,
ureter, vesica urinaria.1
Struktur Mikro Traktus
Urinaria
A.
Ginjal
Irisan sagital ginjal menampakkan bagian korteks
yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medula yang lebih pucat di bagian
dalam yang terdiri atas piramid renal berbentuk kerucut. Juluran menurun
korteks di antara piramid membentuk kolumna renali. Dasar setiap piramid,
disebut papila renalis, dikelilingi kaliks minor berbentuk corong. Kaliks minor
bergabung membentuk kaliks major yang pada gilirannya bergabung membentuk
pelvis renalis. Susunan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas
banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin.6 Satu unit nefron terdiri dari :
·
Glomerulus
Merupakan suatu gulungan kapiler.
Dikelilingi oleh sel – sel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsula
Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol
Aferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih
seperti darah, tapi protein dan glukosa sudah tidak ditemukan.6
·
Tubulus Kontortus Proksimal
Suatu saluran mikro yang amat
berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan
lumen.6
·
Ansa Henle
Suatu saluran mikro yang melengkung
dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yang tebal. Bagian tebal
terdiri atas Tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal. Pada bagian yang tipis, didominasi oleh
reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi
elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinya akan terjadi
mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukan urine.6
·
Tubulus Kontortus Distal
Suatu saluram mikro yang juga
panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air.6
·
Ductus Coligentus
Suatu saluran lurus dimana
berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke
Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu
ke Pelvis Renalis.6
Nefron
dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain;
a. Berdasarkan letak korpuskel dalam
korteks.6
1)
Kapsular
atau superfisial
2)
Korteks
tengah atau Yukstamedular
b. Berdasarkan panjangnya ansa henle.6
1)
Nefron
pendek (korteks)
2)
Nefron
panjang (yukstamedular)
Nefron pendek lebih banyak
daripada nefron panjang.6
Berikut ini merupakan pembahasan
secara mikroskopis sel-sel yang ada dalam nefron;6
1.
Glomerulus,
terdiri atas:
·
Kutub
vaskular,
merupakan masuknya arteriol afferen dan keluarnya arteriol efferen
·
Kutub
urinarius ,
merupakan mulainya Tubulus Kontortus Proksimal (TKP)
·
Lamina
basal tebal, bekerja sebagai barir filtrasi
·
Sel-sel
mesangial,
melekat ke kapiler
2.
Kapsula
glomerulus, terdiri atas:
·
selapis
epitel membran
·
Lapisan
parietal luar, yang
membentuk dinding korpuskel luar
·
Lapisan
parietal dalam melapisi kapiler-kapiler
·
Lap
viseral terdiri dari podosit
·
Perluasan
kaki-pedikel yang membentuk celah filtrasi/filtration slits
3.
Apparatus
yukstaglomerular, terdiri atas:
Di atas badan malpighi ada aparatus/ kompleks
juxtaglomerulus, terdiri dari:
1)
Sel-sel
yuxtaglomerulus
2)
Sel-sel
mesengial ekstraglomerular (sel polkisen atau sel lacis)
3)
Makula
densa
berfungsi sebagai sensor osmolaritas cairan di
dalam tubulus distal.
|
|
|
4.
Tubulus
Kontortus Proximal (TKP), terdiri atas:
·
epitel kuboid rendah, inti
bulat
·
bersifat asidofil
·
inti sel dengan jarak
berjauhan
·
lumen tidak jelas karena terdapat
brush
border
5.
Tubulus
Kontortus Distalis (TKD), terdiri atas:
·
epitel selapis kuboid rendah
·
bersifat basofil
·
inti sel dengan jarak
berdekatan
·
lumen jelas, tidak tdp brush
border
·
Lumen lebih lebar daripada
T.K.P
·
Makula densa menempel di
T.K.D dekat glomerulus
6.
Duktus
Koligens, terdiri atas:
·
Diameter 40 um: ep kuboid/torak,
menjadi lebih torak pada tubulus pengumpul distal (sampai diameter 200 um)
·
Sitoplasma pucat
·
Batas selnya jelas
7.
Duktus Papilaris,
terdiri atas:
·
Duktus koligens berjalan dalam
berkas medula menuju ke medula
·
Di bagian medula yang ke
tengah beberapa duktus koligens bersatu utk membentuk duktus yg besar, bermuara
ke apeks papila à disebut
duktus papilaris (bellini)
8.
Sawar Ginjal, terdiri atas:
Memisahkan
darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula
bowman.
·
Sawar meliputi:
-
Endotel
bertingkat
-
Lamina
basal
-
Pedikel
podosit yang dihubungkan dengan membran celah
·
Lamina basal dianggap sebagai
saringan utama yang mencegah masuknya
molekul besar.
B.
Ureter7
Lapisan dinding ureter terdiri
dari:
a)
Dinding luar jaringan ikat
b)
Lapisan tengah lapisan otot polos
c)
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
C.
Vesica
Urinaria (Kandung Kemih)
Lapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan
otot di ureter, kecuali ketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas
mukosa, muskularis, dan serosa pada permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferiornya
ditutupi oleh adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur
dekatnya. Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat, dilapisi oleh epitel
transisional yang membentuk lamina propia di bawahnya.7 Epitel transisional mengandung lebih banyak
lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di ureter. Jaringan
ikat di dalamnya mengandung lebih banyak serat elastin.6
Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun
dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di
antaranya. Pada vesika kosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk
kuboid atau silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya
diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik sel-sel
superfisial tampak jelas.7
Fisiologi Traktus Urinarius
Urine
yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh
ginjal yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut
dikeluarkan oleh organ-organ pengeluaran urine atau bisa kita sebut sebagai
tractus urinarius. Berikut ini merupakan pembahasan dari sistem pembentukan
urine dan pengeluaran urine yang akan dijelaskan secara terpisah.8
Pembentukan
Urine8, 9
Secara
garis besar proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi,
dan juga sekresi. Namun proses tersebut nantinya masih ditambah dengan
proses-proses tambahan lainnya. Berikut ini pembahasannya :
1.
Penyaringan
(Filtrasi)
Bersamaan dengan masuknya darah ke
dalam glomerulus, filtrasi plasma yang tidak diikuti dengan filtrasi protein
terjadi melalui kapiler glomerulus menuju capsula bowman. Normalnya, sekitar
20% plasma yang masuk ke dalam glomerulus di filtrasi. Umumnya, 125 ml filtrate
glomerulus terbentuk dari semua filtrasi glomerulus dalam satu menit. Jadi
setiap harinya terbentuk 180 liter filtrate glomerulus. Dinding kapiler
glomerulus terdiri dari sel endothelial selapis gepeng. Di dinding tersebut
terdapat banyak pori yang besar yang membuat dinding tersebut 100 kali lebih
permeabel terhadap air dan zat lain dibanding kapiler tubuh lainnya. Dinding
glomerulus dapat menyaring zat – zat yang ada di plasma darah. Diantaranya
adalah protein. Protein plasma mempunyai ukuran yang besar sehingga tidak dapat
masuk melalui pori kapiler tersebut. Namun, albumin yang merupakan protein
terkecil mempunyai ukuran yang hampir sama dengan ukuran pori tersebut. Jadi
ada kemungkinan dapat masuk kedalam.8
Untuk menyelesaikan proses filtrasi
glomerulus, diperlukan tekanan yang dapat meyebabkan plasma melewati membrane
glomerulus. Terdapat tiga tekanan yang berperan dalam filtrasi glomerulus:
tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan onkotik plasma, dan tekanan
hidrostatik kapsula bowman. Penjelasan dari masing-masing tekanan adalah
sebagai berikut :
1)
Tekanan hidrostatik kapiler
darah, merupakan tekanan utama yang mendorong
terjadinya filtrasi, tekanan ini diperkirakan sekitar 55 mmHg. Tekanan ini
bersifat mendorong plasma dari kapiler glomerulus ke ruang bowman.9
2)
Tekanan onkotik kapiler, yang
merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh kepekatan protein, tekanan ini sifatnya
menarik air, besarnya sekitar 30 mmHg. Sehingga menarik plasma dari ruang
bowman ke kapiler glomerulus. Tekanan onkotik tidak ada pada kapsula bowman
karena di dalam ruang bowman tidak terdapat protein. Sebab protein tidak dapat
menembus kapiler glomerulus ketika difiltrasi.9
3)
Tekanan hidrostatik kapsula
bowman, merupakan tekanan yang sama seperti tekanan
hidrostatik kapiler, namun sifatnya mendorong plasma dari kapsula bowman ke
kapiler glomerulus. Tekanan ini berkisar sebesar 15 mmHg.9
Maka
resultan dari ketiga tekanan tersebut sebesar 10 mmHg yang jalannya menuju ke
kapsula bowman. Ini merupakan tekanan yang menimbulkan adanya filtrasi, dan
laju filtrasi ini biasa disebut sebagai GFR (Glomerulus Filtration Rate) atau
laju filtrate glomerulus.8
Faktor-faktor
yang mempengaruhi GFR antara lain:10, 11
a)
Tekanan arteri, bila tekanan
arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus, sehingga
laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di atur oleh
autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastis.10
b)
Efek kontriksi arteriol
aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen menurunkan
kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan
glomerulus, akibatnya terjadi penurunan terjadi penurunan glomerulus.10,
11
c)
Efek kontriksi arteri eferen,
kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap aliran keluar dari
glomerulus dan ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi
bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka
laju filtrasi juga akan menurun.10
d)
Efek aliran darah glomerulus
atau laju filtrasi glomerulus, bila arteriol eferen dan eferen berkontraksi,
maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap menitnya akan menurun.
Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma
dan tekanan osmotik koloid plasma dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya
ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara
bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara
serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.11
Pada umumnya
molekul dengan radius 4 nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm
atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga
mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain
itu beban listirk (electric charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi
filtrasi. Kation (positive) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan
kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium,
kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus
(urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung
protein. Hasil penyaringan tersebut kemudian terus berjalan kearah tubulus
kontortus proksimal.11
2.
Penyerapan
(Absorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap
reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan
reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak sama. Pada umumnya pada tubulus
proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari
tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan air, 67% Na, 50% urea serta
bahan-bahan lain yang tersaring, di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan
tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan
kapiler peritubular yang memfasilitasi pergerakan dari komponen cairan tubulus
melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler,
kandungan (substance) dibawa oleh sel dari cairan tubulus melewati epical
membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial di bagian darah dari sel,
melewati basolateral membrane plasma.10
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi
melewati jalur paraseluler bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens
yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu
daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal
terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump
manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke
sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel
bertambah.11
Selanjutnya
disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel
bersifat negative. Pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik
transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini
berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na
(contransport) atau berlawanan pimpinan (countertransport). Substansi diangkut
dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondary active transport)
termasuk glukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan
active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi
melewati membrane plasma basolateral dan ke darah melalui pasif atau difusi
terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di
pengaruhi gradient Na.10
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat
glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara
aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa
serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti
glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan
bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal
mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi
reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih
diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa
metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam
urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus
ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi,
sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.11
3.
Pengeluaran
( Sekresi)
Tubulus
ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan
filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan
ekskresinya dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk;
1)
H+, yang penting
untuk mengatur keseimbangan asam-basa.
2)
K+, yang menjaga
konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan
eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf
3)
Anion dan kation organik,
yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organik asing dari tubuh. Sekresi
juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses penambahan
zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi
urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan
sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan
bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon
dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak
berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun
sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam
darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya
sebagai pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein,
merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan
dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat
tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan
oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi
jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam
urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan
amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya
larutnya di dalam air rendah.10
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pembentukan Urin
1. Hormon
a) ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.11
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.11
b) Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada
absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses
pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.11
c) Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam
lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian
tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal.
Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.11
d)Glukokortikoid
Hormon
ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.11
2. Renin11
Selain itu ginjal juga
menghasilkan Renin dimana renin ini dihasilkan oleh sel-sel apparatus yukstaglomerularis
pada :
·
Konstriksi arteria renalis (
iskhemia ginjal )
·
Terdapat perdarahan (
iskhemia ginjal )
·
Uncapsulated ren (ginjal
dibungkus dengan karet atau sutra )
·
Innervasi ginjal dihilangkan
3. Transplantasi
ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus yuxtaglomerularis
merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin.
Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh enzim lain diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.11
4.
Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi,
teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan
menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.10
5. Suhu
internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas
normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.10
6. Konsentrasi
Darah
Jika kita tidak minum air
seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal meningkat,
volume urin menurun.10
7. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan
penurunan volume urin.11
Kelenjar Prostat
Kelenjar
prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah
inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran
organ ini, maka organ ini akan menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan
terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli. Prostat merupakan kelenjar
aksesori terbesar pada pria; tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm dengan
lebarnya ± 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika
dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.11
Secara
histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan
sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke
uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma
yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat
kolagen dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula
yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar
sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli
bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal
kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau
bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada
status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang
berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan
biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil.1,
11
Kelenjar
prostat terbagi atas 5 lobus :
1.
Lobus medius
2.
Lobus lateralis (2 lobus)
3.
Lobus anterior
4.
Lobus posterior.10
Menurut
konsep terbaru, kelenjar prostat merupakan suatu organ campuran terdiri atas
berbagai unsur glandular dan non glandular. Telah ditemukan lima daerah/ zona
tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu:
1.
Zona Anterior atau Ventral
Sesuai
dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular.
Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.111
2.
Zona Perifer
Sesuai
dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona
ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.11
3.
Zona Sentralis.
Lokasi
terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi
25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.11
4.
Zona Transisional.
Zona
ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar
preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5%
tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi
bagian prostatic hyperpiasia (BPH).11
5.
Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian
ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif
tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.11
Kelenjar Prostat dan
Gangguannya
Prostat adalah organ kelenjar yang sensitif terhadap
pengaruh testosteron, hormon seks pria. Seiring bertambahnya usia, paparan
testosteron terhadap prostat menjadi semakin hebat dan hal ini mengakibatkan
kelenjar prostat membesar. Karena letak prostat berada dibawah dan melingkari leher kandung kemih,
pembesaran prostat akan menimbulkan sumbatan aliran kencing dari kandung kemih
sehingga muncullah gejala dari pembesaran prostat. Gejala tersebut antara lain:
a.
Kencing harus
mengedan.
b.
Aliran kencing
terhambat terutama pada awal
c.
Kencing menetes
d.
Rasa nyeri saat
berkemih bila terjadi infeksi karena gangguan aliran kencing
e.
Setelah selesai
kencing, masih terasa tidak habis air kencingnya.
f.
Frekuensi
berkemih menjadi sering karena kandung kemih tidak dapat dikosongkan secara sempurna.10,
11
Kesimpulan
Ginjal merupakan organ
yang sangat penting, dimana fungsinya adalah memproduksi dan mengeluarkan urin
dari dalam tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk
mempertahankan homeostasis. Ginjal melakukan fungsi yang paling penting dengan
menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang
bervariasi tergantung kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal akan membuang zat yang
tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan menseksresikannya melalui
urine, sementara zat yang dibutuhkan akan kembali ke dalam darah. Sesuai dengan
skenario didapatkan juga kesimpulan kalau seorang pria yang sudah berusia
lanjut bisa terkena pembesaran pada kelenjar prostat. Karena dengan seiring bertambahnya usia
jugalah yang menyebabkan paparan
testosteron terhadap prostat menjadi semakin hebat dan hal ini mengakibatkan
kelenjar prostat membesar.
Daftar Pustaka
1. Snell R. S. Tractus urinarius. Dalam : Anatomi
klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006.h.250- 348.
2. Callaghan
C. Pendahuluan ren. Dalam : At a glance
sistem ginjal.Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.h.13-27.
5. Parker
S. Sistem urin. Dalam : Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.194-9.
6. Eroschenko
V. P. Sistem urinaria. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.247-260.
7. Gunawijaya
F. A, Katrawiguna E. Hepar, pankreas, vesika fellea. Dalam : Penuntun praktikum
kumpulan foto mikroskopik histology. Jakarta: Universitas Trisakti;
2007.h.148-157.
8. Sloane E. Sistem urinaria. Dalam : Anatomi dan fisiologi
untuk
pemula
. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.
321-2.
9.
Scanlon V. Buku
ajar anatomi dan fisiologi.Edisi 3.Jakarta: EGC; 2007.h.265-76.
10. Murray
K. R, Granner D. K, Mayes P. A, Rodwell
V. W. Biokimia harper.ed 27. Jakarta: EGC; 2006.h.678-83.
11. Sherwood
L. Sistem kemih. Dalam : Fisiologi
manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.560-2.
No comments:
Post a Comment