Monday, March 17, 2014

Traktus Urinaria dan Kelenjar Prostat


Pendahuluan


           Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran zat-zat sisa metabolisme toksik secara terus-menerus dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi demi kelangsungan hidupnya. Traktus urinarius merupakan sistem yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal sendiri berperan penting untuk mempertahankan homeostasis dengan mengatur banyak konsentrasi konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. Selain membahas tentang Traktus Urinarius, makalah ini juga akan membahas tentang Kelenjar Prostat. Dimana kelenjar ini merupakan kelenjar eksokrin yang terdapat pada sistem reproduksi pria.

Struktur Makro Traktus Urinaria 
  1. Ginjal
           Deskripsi dan Letak
           Ginjal atau ren merupakan organ rongga abdomen yang termasuk dalam sistem urinaria atau sistem kemih, yang terletak di belakang peritoneum (retroperitoneal) pada bagian belakang rongga abdomen, di antara peritoneum parietale dan fascia transversa andominis.  Ginjal kanan terletak setinggi iga 12 sampai lumbal 3-4, dan ginjal kiri terletak setinggi iga 11 sampai lumbal 2-3. Ginjal kanan lebih rendah dari yang kiri karena adanya hati (hepar). Ginjal berbentuk seperti kacang, dan mempunyai dua ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan inferior, dua margo yaitu margo medialis dan lateralis, dan dua facies yaitu facies anterior dan posterior. Pada ekstremitas superior ginjal kanan maupun kiri ditempati oleh glandula suprarenalis atau anak ginjal, yang dipisahkan oleh lemak perirenalis. Pada margo medialis ginjal, terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, yang merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, limfe, saraf, dan ureter.1
Selubung        
Setiap ginjal mempunyai pembungkus, yaitu :
1.      Capsula Fibrosa
Hanya melekat pada ginjal dan hanya menyelubungi ginjal (tidak membungkus glandula suprarenalis). Lapisan ini melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal.1
2.      Capsula Adiposa
Mengandung banyak jaringan lemak perirenalis dan membungkus baik ginjal maupun anak  ginjal. Capsula adiposa  juga berfungsi untuk mempertahankan ginjal pada tempatnya.2
3.      Fascia Renalis
Merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di luar capsula adiposa serta meliputi ginjal dan glandula suprarenalis. Di lateral, fascia ini melanjutkan diri sebagai fascia transversalis. Dapat dikatakan lapisan ini terdiri dari fascia prerenalis dan fascia retrorenalis yang keduanya bersatu ke arah cranial.2
4.      Corpus Adiposum Pararenale
Terletak di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Corpus Adiposum ini membentuk sebagian lemak retroperitoneal.2
           Struktur
           Ginjal terdiri atas korteks renis dan medulla renis. Korteks renis merupakan zona luar ginjal yang terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah. Medulla renis merupakan zona dalam ginjal yang terdiri dari piramida-piramida ginjal (pyramid renalis). Puncak dari pyramid renalis  disebut papila renalis, dan dasarnya yang berbatasan dengan korteks disebut basis renalis. Di antara pyramid renalis terdapat columna renalis (Bertini) yang masih merupakan bagian dari korteks renis. Pada korteks renis terdapat garis-garis yang berasal dari medula renis yang disebut processus medularis (Ferheini). Papila renalis ditembusi oleh saluran-saluran yang disebut ductus papilaris (Bellini). Papila renalis menonjol ke dalam calyx minor. Beberapa calyx minor akan membentuk calyx mayor. Beberapa calyx mayor akan membentuk pelvis renis yang kemudian menjadi ureter.1


                                                           


                                                              Gambar 1. Ginjal3

Pendarahan   
            Ginjal diperdarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A. Renalis kanan lebih panjang daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel. A. Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada perbatasan korteks dan medula renis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A. Arciformis yang mengelilingi korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A. Interlobularis yang berjalan sampai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal mengikuti jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae (Verheyeni) menuju V. Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara ke dalam V. Cava inferior.

Berikut adalah gambar alirannya yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1
 

                                                    

                             Gambar 2. Aliran Pembuluh Darah dan Pembuluh Balik4

Aliran Limfe
            Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V. Renalis menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron dipersarafi oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis pada vertebra thoracalis 10-12.1, 2
           Glandula Suprarenalis
           Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap ginjal. Glandula Suprarenalis kanan berbentuk piramid, sedangkan Glandula Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit). Glandula Suprarenalis terdiri atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari A. Suprarenalis superior cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta abdominalis, dan A. Suprarenalis inferior cabang A. Renalis.
Pembuluh baliknya melalui V. Suprarenalis dextra yang selanjutnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis sinistra yang bermuara pada V. Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran bersama dengan V. Phrenica inferior.1
           Getah bening korteks Glandula Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya. Aliran getah bening pada Glandula Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll. Aortica. Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan plexus hypogastricus.1
            Fungsi dari ginjal adalah:
1.      Memegang peranan penting dalam pengeluaran racun dari tubuh
2.      Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3.      Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4.      Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
5.    Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein, kreatinin dan amoniak.2  

   B.    Ureter
             Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.    Ureter merupakan lanjutan pelvis renis yang akan menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Ureter dipersarafi oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron-neuron simpatis.2
             Terdiri dari dua bagian :
                 – pars abdominalis
                 – pars pelvina.2
             Tiga tempat penyempitan pada ureter :
                 – uretero- pelvic junction
                 – tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
                 – muara ureter ke dalam vesica urinaria.2

     C. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Lokasi dan Deskripsi
Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam cavitas pelvis. Vesica Urinaria cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine didalam nya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil , vesica urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam di dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.5
   Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid ,mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies inferolateralis, juga mempunyai collum.1, 5
Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphysis pubica. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh lig. Umbilicale medianum (sisa Urachus). Basis atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga. Sudut superolateral merupakan tempat muara ureter dan sudut inferior merupakan tempat asal urethrae. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula seminalis yang satu dengan yang lain . Bagian atas facies posterior vesicae diliputi oleh peritoneum , yang membentuk dinding anterior excavation rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens , vesicular seminalis , dan fascia rectovesicalis.1, 5
            Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis. Bila vesica urin terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior abdomen.1, 5
   Facies inferolateralis dibagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis. Lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan diatas dengan musculus obturatorius internus dan dibawah dengan musculus levator ani.
Collum vesicae berada di inferior dan terletak di facies superior prostatae. Disini, serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostate. Collum vesica dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligament ini merupakan penebalan fascia pelvis.5
            Tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Disini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada dibawahnya.5
    Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae . Pada collum vesicae, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal untuk membentuk musculus sphincter vesicae.5
            Pendarahan5
Arteriae
Arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteri iliaca interna.
Venae
Venae membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran limfe
Pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.
Persarafan
Persarafan Vesica urinaria berasal dari plexus hypogastrica inferior. Serabut pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan ke bawah turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpaticus yang muncul sebagai nervi spancnici pelvic berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga dan ke empat ,berjalan melalui plexus hypogastrica ke bawah menuju vesica urinaria.

    D. Urethra
             Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal,
             ureter, vesica urinaria.1

Struktur Mikro Traktus Urinaria
A.    Ginjal
Irisan sagital ginjal menampakkan bagian korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medula yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas piramid renal berbentuk kerucut. Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renali. Dasar setiap piramid, disebut papila renalis, dikelilingi kaliks minor berbentuk corong. Kaliks minor bergabung membentuk kaliks major yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis. Susunan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin.6 Satu unit nefron terdiri dari :
·                     Glomerulus
            Merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel – sel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsula Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa sudah tidak ditemukan.6
·                     Tubulus Kontortus Proksimal
            Suatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen.6
·                     Ansa Henle
            Suatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yang tebal. Bagian tebal terdiri atas Tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal.  Pada bagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinya akan terjadi mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukan urine.6
·                     Tubulus Kontortus Distal
            Suatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air.6


·                     Ductus Coligentus
            Suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu ke Pelvis Renalis.6
Nefron dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain;
a.  Berdasarkan letak korpuskel dalam korteks.6
1)      Kapsular atau superfisial
2)      Korteks tengah atau Yukstamedular
b.  Berdasarkan panjangnya ansa henle.6
1)      Nefron pendek (korteks)
2)      Nefron panjang (yukstamedular)
               Nefron pendek lebih banyak daripada nefron panjang.6
               Berikut ini merupakan pembahasan secara mikroskopis sel-sel yang ada dalam nefron;6
1.      Glomerulus, terdiri atas:
·         Kutub vaskular, merupakan masuknya arteriol afferen dan keluarnya arteriol efferen
·         Kutub urinarius , merupakan mulainya Tubulus Kontortus Proksimal (TKP)
·         Lamina basal tebal,  bekerja sebagai barir filtrasi
·         Sel-sel mesangial, melekat ke kapiler
2.      Kapsula glomerulus, terdiri atas:
·         selapis epitel membran
·         Lapisan parietal luar, yang membentuk dinding korpuskel luar
·         Lapisan parietal dalam melapisi kapiler-kapiler
·         Lap viseral terdiri dari podosit
·         Perluasan kaki-pedikel yang membentuk celah filtrasi/filtration slits
3.      Apparatus yukstaglomerular, terdiri atas:
Di atas badan malpighi ada aparatus/ kompleks juxtaglomerulus, terdiri dari:
1)      Sel-sel yuxtaglomerulus
2)      Sel-sel mesengial ekstraglomerular (sel polkisen atau sel lacis)
3)      Makula densa
berfungsi sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal.


 

 

4.      Tubulus Kontortus Proximal (TKP), terdiri atas:
·         epitel kuboid rendah, inti bulat
·         bersifat asidofil
·         inti sel dengan jarak berjauhan
·         lumen tidak jelas karena terdapat brush  border
5.      Tubulus Kontortus Distalis (TKD), terdiri atas:
·         epitel selapis kuboid rendah
·         bersifat basofil
·         inti sel dengan jarak berdekatan
·         lumen jelas, tidak tdp brush border
·         Lumen lebih lebar daripada T.K.P
·         Makula densa menempel di T.K.D dekat  glomerulus
6.      Duktus Koligens, terdiri atas:
·         Diameter 40 um: ep kuboid/torak, menjadi lebih torak pada tubulus pengumpul distal (sampai diameter 200 um)
·         Sitoplasma pucat
·         Batas selnya jelas
7.      Duktus Papilaris, terdiri atas:
·         Duktus koligens berjalan dalam berkas medula menuju ke medula
·         Di bagian medula yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu utk membentuk duktus yg besar, bermuara ke apeks papila à disebut duktus papilaris (bellini)

8.      Sawar Ginjal, terdiri atas:
                                Memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula
                                bowman.
·         Sawar meliputi:
-          Endotel bertingkat
-          Lamina basal
-          Pedikel podosit yang dihubungkan dengan membran celah
·         Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang  mencegah masuknya molekul besar.
B.     Ureter7
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a)      Dinding luar jaringan ikat
b)      Lapisan tengah lapisan otot polos
c)      Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
C.    Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Lapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecuali ketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan serosa pada permukaan superior  vesica urinaria, permukaan inferiornya ditutupi oleh adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya. Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat, dilapisi oleh epitel transisional yang membentuk lamina propia di bawahnya.7  Epitel transisional mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di ureter. Jaringan ikat di dalamnya mengandung lebih banyak serat elastin.6 Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Pada vesika kosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik sel-sel superfisial tampak jelas.7

 Fisiologi Traktus Urinarius
Urine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh ginjal yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh organ-organ pengeluaran urine atau bisa kita sebut sebagai tractus urinarius. Berikut ini merupakan pembahasan dari sistem pembentukan urine dan pengeluaran urine yang akan dijelaskan secara terpisah.8
Pembentukan Urine8, 9
   Secara garis besar proses pembentukan urine terdiri atas proses filtrasi, reabsorbsi, dan juga sekresi. Namun proses tersebut nantinya masih ditambah dengan proses-proses tambahan lainnya. Berikut ini pembahasannya :
1.      Penyaringan (Filtrasi)
            Bersamaan dengan masuknya darah ke dalam glomerulus, filtrasi plasma yang tidak diikuti dengan filtrasi protein terjadi melalui kapiler glomerulus menuju capsula bowman. Normalnya, sekitar 20% plasma yang masuk ke dalam glomerulus di filtrasi. Umumnya, 125 ml filtrate glomerulus terbentuk dari semua filtrasi glomerulus dalam satu menit. Jadi setiap harinya terbentuk 180 liter filtrate glomerulus. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari sel endothelial selapis gepeng. Di dinding tersebut terdapat banyak pori yang besar yang membuat dinding tersebut 100 kali lebih permeabel terhadap air dan zat lain dibanding kapiler tubuh lainnya. Dinding glomerulus dapat menyaring zat – zat yang ada di plasma darah. Diantaranya adalah protein. Protein plasma mempunyai ukuran yang besar sehingga tidak dapat masuk melalui pori kapiler tersebut. Namun, albumin yang merupakan protein terkecil mempunyai ukuran yang hampir sama dengan ukuran pori tersebut. Jadi ada kemungkinan dapat masuk kedalam.8
            Untuk menyelesaikan proses filtrasi glomerulus, diperlukan tekanan yang dapat meyebabkan plasma melewati membrane glomerulus. Terdapat tiga tekanan yang berperan dalam filtrasi glomerulus: tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan onkotik plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula bowman. Penjelasan dari masing-masing tekanan adalah sebagai berikut :
1)            Tekanan hidrostatik kapiler darah, merupakan tekanan utama yang mendorong terjadinya filtrasi, tekanan ini diperkirakan sekitar 55 mmHg. Tekanan ini bersifat mendorong plasma dari kapiler glomerulus ke ruang bowman.9
2)            Tekanan onkotik kapiler, yang merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh kepekatan protein, tekanan ini sifatnya menarik air, besarnya sekitar 30 mmHg. Sehingga menarik plasma dari ruang bowman ke kapiler glomerulus. Tekanan onkotik tidak ada pada kapsula bowman karena di dalam ruang bowman tidak terdapat protein. Sebab protein tidak dapat menembus kapiler glomerulus ketika difiltrasi.9
3)            Tekanan hidrostatik kapsula bowman, merupakan tekanan yang sama seperti tekanan hidrostatik kapiler, namun sifatnya mendorong plasma dari kapsula bowman ke kapiler glomerulus. Tekanan ini berkisar sebesar 15 mmHg.9

Maka resultan dari ketiga tekanan tersebut sebesar 10 mmHg yang jalannya menuju ke kapsula bowman. Ini merupakan tekanan yang menimbulkan adanya filtrasi, dan laju filtrasi ini biasa disebut sebagai GFR (Glomerulus Filtration Rate) atau laju filtrate glomerulus.8

Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR antara lain:10, 11
a)                  Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus, sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di atur oleh autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastis.10
b)                  Efek kontriksi arteriol aferen, pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen menurunkan kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan glomerulus, akibatnya terjadi penurunan terjadi penurunan glomerulus.10, 11
c)                  Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap aliran keluar dari glomerulus dan ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan menurun.10
d)                  Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus, bila arteriol eferen dan eferen berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap menitnya akan menurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotik koloid plasma dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.11

Pada umumnya molekul dengan radius 4 nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation (positive) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Hasil penyaringan tersebut kemudian terus berjalan kearah tubulus kontortus proksimal.11

2.      Penyerapan (Absorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan air, 67% Na, 50% urea serta bahan-bahan lain yang tersaring, di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergerakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan (substance) dibawa oleh sel dari cairan tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial di bagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma.10
Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah.11
Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative. Pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na (contransport) atau berlawanan pimpinan (countertransport). Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondary active transport) termasuk glukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan ke darah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na.10
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.11

3.      Pengeluaran ( Sekresi)
   Tubulus ginjal mampu secara selektif menambahkan zat-zat tertentu ke dalam cairan filtrasi melalui proses sekresi tubulus. Sekresi suatu zat meningkatkan ekskresinya dalam urine. Sistem sekresi yang terpenting adalah untuk;
1)      H+, yang penting untuk mengatur keseimbangan asam-basa.
2)      K+, yang menjaga konsentrasi K+ plasma pada tingkat yang sesuai untuk mempertahankan eksitabilitas normal membrane sel otot dan saraf
3)      Anion dan kation organik, yang melaksanakan eliminasi senyawa-senyawa organik asing dari tubuh. Sekresi juga terkadang dapat disebut sebagai proses augmentasi, yaitu proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.10

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urin
1.   Hormon
a)   ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.11


b)   Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.11
c)   Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.11
d)Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.11
2.   Renin11
Selain itu ginjal juga menghasilkan Renin dimana renin ini dihasilkan oleh sel-sel apparatus yukstaglomerularis pada :
·         Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
·         Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
·         Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
·         Innervasi ginjal dihilangkan
3.   Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus yuxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.11
4.   Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.10
5.   Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.10
6.   Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal meningkat, volume urin menurun.10

7.   Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.11


Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran organ ini, maka organ ini akan menekan uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli. Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm dengan lebarnya ± 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.11

Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil.1, 11

Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus :

1. Lobus medius

2. Lobus lateralis (2 lobus)

3. Lobus anterior

4. Lobus posterior.10

Menurut konsep terbaru, kelenjar prostat merupakan suatu organ campuran terdiri atas berbagai unsur glandular dan non glandular. Telah ditemukan lima daerah/ zona tertentu yang berbeda secara histologi maupun biologi, yaitu:

1. Zona Anterior atau Ventral
Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular. Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.111

2. Zona Perifer
Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat. Zona ini rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.11

3. Zona Sentralis.
Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.11

4. Zona Transisional.
Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi bagian prostatic hyperpiasia (BPH).11

5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.11

Kelenjar Prostat dan Gangguannya
Prostat adalah organ kelenjar yang sensitif terhadap pengaruh testosteron, hormon seks pria. Seiring bertambahnya usia, paparan testosteron terhadap prostat menjadi semakin hebat dan hal ini mengakibatkan kelenjar prostat membesar. Karena letak prostat berada dibawah dan melingkari leher kandung kemih, pembesaran prostat akan menimbulkan sumbatan aliran kencing dari kandung kemih sehingga muncullah gejala dari pembesaran prostat. Gejala tersebut antara lain:
a.       Kencing harus mengedan.
b.      Aliran kencing terhambat terutama pada awal
c.       Kencing menetes
d.      Rasa nyeri saat berkemih bila terjadi infeksi karena gangguan aliran kencing
e.       Setelah selesai kencing, masih terasa tidak habis air kencingnya.
f.       Frekuensi berkemih menjadi sering karena kandung kemih tidak dapat dikosongkan secara sempurna.10, 11

 Kesimpulan
Ginjal merupakan organ yang sangat penting, dimana fungsinya adalah memproduksi dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostasis. Ginjal melakukan fungsi yang paling penting dengan menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung kebutuhan tubuh. Akhirnya ginjal akan membuang zat yang tidak diinginkan dengan cara filtrasi darah dan menseksresikannya melalui urine, sementara zat yang dibutuhkan akan kembali ke dalam darah. Sesuai dengan skenario didapatkan juga kesimpulan kalau seorang pria yang sudah berusia lanjut bisa terkena pembesaran pada kelenjar prostat.  Karena dengan seiring bertambahnya usia jugalah yang menyebabkan paparan testosteron terhadap prostat menjadi semakin hebat dan hal ini mengakibatkan kelenjar prostat membesar.
           
Daftar Pustaka
1.    Snell  R. S. Tractus urinarius. Dalam : Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.250- 348. 
2.   Callaghan C. Pendahuluan ren. Dalam :  At a glance sistem ginjal.Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2009.h.13-27.
3.      Ginjal. Diunduh dari www.biology.com, 18 September 2012.
4.   Aliran pembuluh darah dan pembuluh balik. Diunduh dari www.biology.com,  18 September 2012.
5.   Parker S. Sistem urin. Dalam : Ensiklopedia tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.194-9.
6.   Eroschenko V. P. Sistem urinaria. Dalam : Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;  2003.h.247-260.
7.   Gunawijaya F. A, Katrawiguna E. Hepar, pankreas, vesika fellea. Dalam : Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histology. Jakarta: Universitas Trisakti; 2007.h.148-157.
8.  Sloane E. Sistem urinaria. Dalam : Anatomi dan fisiologi untuk pemula . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h. 321-2.
9.      Scanlon V. Buku ajar anatomi dan fisiologi.Edisi 3.Jakarta: EGC; 2007.h.265-76.
10.  Murray K. R, Granner D. K,  Mayes P. A, Rodwell V. W. Biokimia harper.ed 27. Jakarta: EGC; 2006.h.678-83.
11.  Sherwood L. Sistem kemih. Dalam  : Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.560-2.


No comments:

Post a Comment